[Review] Winnie-the-Pooh by A. A. Milne
"Kau memang Beruang Pooh. Senang
bertemu denganmu.”
Judul:
Winnie-the-Pooh
Pengarang:
A.
A. Milne
Ilustrasi: E. H. Shepard
Penerjemah: Berliani Nugrahanti
Penyunting: Suhindrati a. Shinta &
Yuli Pritania
Penyelaras aksara: Nani
Penerbit:
Noura Books
Terbit:
Cetakan ke-1, Juli 2017
Tebal
buku: 172 halaman
Format:
Hardcover
ISBN:
978-602-385-282-6
Beruang
cokelat penyuka madu ini telah kulihat sejak kecil. Saat itu hanya tahu rupa,
belum paham karakternya. Ketika itu tidak ada buku tentang Winnie-the-Pooh yang
menghampiriku. Aku menyukainya dan tahu pula rupa teman-temannya dari kumpulan
kertas binder yang kupunya. Haha,
anak 90’an pasti pernah main tukar menukar kertas itu, kan? Saat penerbit Noura
mengeluarkan buku terjemahan tentang beruang ini, aku pun tidak ragu untuk
menambahkannya ke dalam daftar buku incaranku.
Karakter
Winnie-the-Pooh diciptakan oleh A.A.Milne pada 1926. Ia terinspirasi dari
boneka teddy bear milik anak
lelakinya yaitu Christopher Robin yang juga muncul sebagai satu-satunya
karakter manusia di buku ini. Selain teddy
bear tersebut, boneka lain milik anaknya turut menjelma menjadi teman-teman
Pooh. Perihal asal usul nama Winnie-the-Pooh bisa di baca pada bagian awal buku
ini yang berjudul Introduksi.
Buku
ini terdiri dari sepuluh bab. Masing-masing bab memuat satu cerita tentang
keseharian Pooh dan teman-temannya di Hutan Seratus Ekar. Dari cerita-cerita
tersebut dapat terlihat karakter masing-masing tokoh. Misalnya karakter Pooh
yang menyukai madu dan suka mengarang lagu, Piglet yang pemalu, Eeyore yang
sinis dan pesimis, Rabbit yang cerewet, dll. Diantara kesepuluh cerita
tersebut, ada tiga yang paling kusuka. Mau tahu?
Sesuai
urutan bab, cerita pertama yang kusuka ada di bab keempat. Ini tentang teman Pooh,
Eeyore yang kehilangan ekor. Menurutku menarik konsepnya. Ekor Eeyore ternyata
bisa lepas. Lalu Pooh menemukan ekor tersebut di tempat yang tak terduga. Kemudian,
cerita kedua yang kusuka ada di bab kedelapan. Christopher Robin mengajak
seluruh penghuni hutan untuk melakukan ekspedisi menemukan Kutub Utara. Di sini
semua karakter berkumpul dan ada banyak percakapan serta adegan absurd namun
menarik terjadi diantara mereka (absurd jika kita melihatnya melalui kacamata
orang dewasa). Terakhir, aku suka cerita di bab kesembilan tentang Piglet yang
terkurung air saat banjir di Hutan Seratus Ekar. Pooh dan Christopher Robin
serta Owl datang membantunya. Entah mengapa ilustrasi Pooh dan Christopher yang
menaiki payung terbalik untuk menyelamatkan Piglet terasa akrab di benakku.
Bicara
tentang ilustrasi, hal lain yang membuat buku ini menarik memang ilustrasi di
dalamnya. E. H. Shepard membantu Milne memperkaya buku ini dengan ilustrasi semua
karakternya, juga suasana Hutan Seratus Ekar tersebut. Ilustrasi tersebut
ditampilkan berwarna pula. Ini memudahkan pembaca berimajinasi saat menikmati
cerita-cerita yang tersaji di dalam buku ini.
Kisah
Winnie-the-Pooh terbagi ke dalam dua buku. Ini adalah buku pertamanya. Buku
keduanya berjudul The House at the Pooh Corner. Segera akan kubaca dan boleh
jadi nanti sekalian akan kuulas.
Rating: 4/5 (really liked it)
Kutipan menarik dari buku ini:
“Aku ingat, tapi kalau aku
berusaha mengingat, aku malah lupa.”-hlm.17
“Kita tidak bisa mempersilakan
sembarang orang masuk ke rumah kita. Kita harus berhati-hati.”-hlm.23
“Sulit untuk menjadi berani,
kalau kau cuma Hewan Sangat Kecil.”-hlm.88
“Bagaimana kau bisa tahu kalau
aku tidak mendengarkan?”-hlm.112
“Aku mengatakan, aka nada
kejadian menarik apa, ya, hari ini?”-hlm.156
Comments
Post a Comment