[Review] Sekali Lagi si Paling Badung by Enid Blyton – Si Badung yang mencoba berubah menjadi anak baik
“Tetapi tak apa. Aku telah mendapat
kesempatan ini. Dan akan kutunjukkan pada semua orang bahwa aku mampu berbuat
sesuatu dalam semester nanti!” – Elizabeth
Judul
asli: The Naughtiest Girl Again
Judul
terjemahan: Sekali Lagi si Paling Badung
Seri: The Naughtiest Girl #2
Seri: The Naughtiest Girl #2
Pengarang:
Enid
Blyton
Penerbit:
Gramedia Pustaka Utama
Terbit:
Cetakan kedelapan, Februari 2012
Tebal
buku: 280 halaman
Format:
Paperback
Genre:
Children Literature
ISBN:
978-979-22-8031-9
Jika
mendengar nama Enid Blyton pikiranku langsung tertuju kepada serial Lima Sekawan. Rasanya, petualang Lima
Sekawan tersebut sangat kental terdengar sewaktu aku kecil dulu, bersamaan
dengan buku-buku cerita seram Goosebumps.
Meski tertarik untuk membacanya dan paling tidak membaca karangan Enid, namun
belum pernah kesampaian. Oleh karena itu, aku senang sekali saat tidak
sengaja melihat buku ini di antara tumpukan buku obral di Pesta Buku Gramedia
tahun lalu. Buku ini bersampul kuning cerah dan memang terlihat menonjol.
Ilustrasi sampulnya menarik apalagi setelah membaca nama pengarangnya, aku
tidak ragu untuk membawanya ke kasir. Yap, ini saatnya membaca karangan Enid
Blyton untuk pertama kalinya.
Ketika
membaca judulnya, aku sudah menebak jika buku ini berseri dan ini bukan buku pertama. Aku pun meluncur ke Goodreads
dan jika aku tidak salah pengertian, buku ini merupakan buku kedua dari total
10 seri The Naughtiest Girl yang Enid tulis. Meskipun langsung melompat ke buku kedua namun tetap bisa
diikuti dengan baik. Jalan ceritanya bisa berdiri sendiri meskipun tokoh di
dalamnya tetap sama (hanya ada penambahan dua tokoh baru). Dan ketika membaca
buku kedua ini, aku bisa merasakan ada perkembangan dari karakter tokoh di
dalamnya. Pengembangan itu sepertinya bergerak maju seperti alur yang bergulir
di dalam kisah di buku tersebut.
Buku
ini berkisah tentang Elizabeth yang bersekolah di sekolah asrama Whyteleafe.
Elizabeth anak yang jujur dan adil. Dia juga pemberani meski keras kepala dan
pemarah. Dia dijuluki si Badung pada semester lalu (buku pertama). Tapi
tampaknya sekolah Whyteleafe telah mampu mengubahnya dan dia bertekad mengubah
diri menjadi anak baik di semester baru ini. Namun tekadnya tersebut segera
diuji dengan kedatangan kedua anak baru yaitu Robert dan Kathleen. Robert anak
yang suka menindas, keji dan licik. Sementara Kathleen diam-diam mengerjai
Elizabeth sehingga dia dimarahi oleh para guru. Bagaimana Elizabeth akan
melalui semester ini? Apakah dia mampu menjadi anak baik atau sekali lagi
menjadi anak paling badung seantero sekolah? :D
Jika
aku ingin berpikir jauh dan sedikit berlebihan, sepertinya Enid mengumpamakan sekolah
asrama Whyteleafe sebagai sebuah negara. Anak-anak yang bersekolah di dalamnya
ibarat penduduk di Negara tersebut. Ada yang hobi beternak, berkebun, ada yang
suka memlihara hewan, ada pula yang suka bermain musik ataupun berolahraga.
Sekolah ini memiliki sistem pemungutan suara yang adil dalam menentukan
pengawas dan mengadakan Rapat Besar untuk memechkan masalah yang ada. Mereka
juga memiliki kepala dan dewan penasihat yang membantu anak-anak selama
bersekolah dan tinggal di sekolah tersebut. Suatu tatanan yang rapi dan manis
sekali jika memang bisa berjalan dengan baik di dunia nyata.
Jika
mau menilik ke tokoh utama, karakter Elizabeth cukup unik. Karakternya
(seperti yang kukatakan sebelumnya) meledak-ledak namun pemberani serta jujur dan adil. Buku ini dengan
baik menggambarkannya. Baik di sini maksudnya terasa natural. Ada kebaikan dan
ada hal yang tidak baik juga di dalam dirinya. Ini membuat pembaca tidak akan
sepenuhnya terpukau pada sifat baik Elizabeth namun ada juga beberapa hal yang
bisa dikagumi. Ringkasnya, karakternya penuh dengan kelebihan dan kekurangan
dan itu membuatnya terasa manusiawi (tidak terlalu fiksi).
“…. Elizabeth, kau memang campuran berbagai
sifat. Kau bisa berbuat konyol, tapi kau juga bisa berlaku bijaksana. Kau bisa
tak sabaran, tapi kau juga bisa bersabar. Kau bisa bertindak keji, tapi kau
juga bisa baik hati. Di atas semua itu kita tahu bahwa kau selalu berusaha
untuk berlaku adil, bijaksana, dan setia.” (hal.277)
Lebih
jauh, buku ini memang termasuk ke dalam Children Literature, jadi bisa dibaca
oleh anak-anak. Ada banyak nasihat yang bisa mereka (dan kita) ambil. Buku ini
bisa membantu mendidik anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang. Banyak
sekali yang Enid ajarkan terutama tentang sikap dan perilaku yang baik. Nasihat
yang disampaikan tersebut tidak terkesan menggurui. Semua terasa biasa namun
bekesan saat ia menyampaikan nasihatnya melalui buku ini.
Ya,
Enid tampaknya sangat mencintai anak-anak dan itu bisa terlihat dari banyaknya
buku yang bertemakan anak yang telah ia tulis. Dan kisah-kisah
yang ditulisnya bisa kita baca hingga saat ini. Contohnya buku ini pertama kali
terbit pada tahun 1942. Sementara seri yang kupunya ini merupakan cetakan kedelapan yang
diterjemahkan oleh penerbit Gramedia. Ini tandanya, kisah yang bagus mampu
bertahan melintasi waktu. Ingin sekali aku mengoleksi dan bisa membaca seri
lainnya dari kisah gadis badung ini. Dan tidak menutup kemungkinan untuk membaca
serial lainnya yang Enid tulis.
Tidak ada lagi hal yang bisa kubahas dari buku ini. Intinya aku menyukai
buku ini dan bisa larut di dalam kisahnya. Aku juga menemukan banyak sekali
kalimat baik serta inspiratif di dalamnya. Kalimat-kalimat tersebut kurangkum
dalam postingan lain (klik di sini).
Baiklah teman-teman, selamat menikmati hari. Selamat membaca buku. :D
Rating: (3/5) liked it
The Naughtiest Girl series:
#1 Cewek Paling Badung di Sekolah
#2 Sekali Lagi si Paling Badung
#3 Si Badung jadi Pengawas
#4 Ini Dia si Paling Badung
The Naughtiest Girl series:
#1 Cewek Paling Badung di Sekolah
#2 Sekali Lagi si Paling Badung
#3 Si Badung jadi Pengawas
#4 Ini Dia si Paling Badung
Comments
Post a Comment