[Review] The Rossetti Letter by Christi Phillips – Sejarah dalam Kemasan Fiksi
"Pikiranku bukan milik siapa pun
kecuali milikku sendiri." – Alessandra Rossetti
gambar diambil dari sini |
Judul: The Rossetti
Letter (Surat Rossetti)
Pengarang: Christi Phillips
Penerbit: Gramedia
Pustaka Utama
Tahun terbit: November,
2010
Tebal buku: 528
halaman
ISBN:
978-979-22-6265-0
Aku sedikit
bingung bagaimana mengawali ulasan kali ini. Buku yang telah selesai
kubaca tersebut cukup unik (dari segi cerita). Novel ini menggabungkan sejarah
dengan fiksi. Pendeknya, dalam buku ini ada unsur sejarahnya. Ya, judulnya
adalah The Rosetti Letter karangan Christi Phillips. Selain menawarkan sisi
sejarah, buku setebal 528 halaman ini juga kaya akan "pemandangan"
kota Venesia.
Cerita
berpusat kepada dua tokoh utama yang sama-sama perempuan namun hidup di masa
yang berbeda. Satu di masa kini dan satunya di masa lalu. Kedua tokoh ini,
menurutku, dieksekusi dengan baik sekali. Tidak terjadi tumpang tindih walaupun
alur yang digunakan adalah alur maju-mundur. Kedua tokoh ini pun mempunyai
karakter yang kuat dan sangat menyenangkan sekali membaca buku ini.
Baiklah,
tokoh pertama adalah Claire Donovan. Dia adalah seorang mahasiswi S2 yang
sedang berusaha menyelesaikan disertasinya. Claire melakukan penelitian
mengenai Konspirasi Spanyol di Venesia pada sekitar tahun 1600an. Nah, yang
jadi masalah, ada pula Andrew Kent, seorang penulis buku serta pakar sejarah
dari Universitas terkemuka di dunia. Andrew juga membahas tentang Konspirasi
Spanyol. Hal tersebut mampu menghancurkan disertasi yang telah Claire kerjakan
selama dua tahun.
Andrew
bukan lawan sembarangan. Dia akan memberikan ceramah di sebuah konferensi
tahunan di Venesia. Claire sendiri pun butuh untuk pergi ke Venesia. Selain
untuk menyelesaikan disertasinya, dia juga ingin membujuk Andrew agar menunda
menerbitkan bukunya, setidaknya sampai Claire menyelesaikan dan menerbitkan
disertasinya. Masalah pun semakin rumit saat mereka berdua mempunyai hipotesa
yang berbeda mengenai peran Rosetti saat Konspirasi Spanyol.
Claire sama
sekali tidak punya cukup uang untuk ke Venesia. Namun, tanpa disangka, dia
mendapat tawaran untuk ke Venesia selama satu minggu bahkan gratis. Akan tetapi
ada satu syarat yang harus dia penuhi yaitu mendampingi seorang anak 15 tahun
berlibur di sana.
Di lain
pihak, tokoh utama lainnya adalah Alessandra Rosetti. Seorang Cortigiana Ornesta yang berarti
"pelacur terhormat" di Venesia masa lampau. Awalnya Alessandra adalah
wanita baik-baik. Namun dia mengalami kesulitan semenjak ayah dan kakak
laki-lakinya hilang dilaut. Karena tuntutan ekonomi dan bujuk rayu La Celestia,
pelacur paling terkenal dan tercantik seantero Venesia kala itu, dia pun
memutuskan untuk menjadi Cortigana
Ornesta. Meski begitu, Alessandra adalah wanita yang, selain cantik, dia
juga cerdas, menginginkan kebebasan, dan berpendirian kuat.
Alessandra
mendapat julukan La Sirena. Dari sini lah dia berkenalan dengan Marquis Bedmar,
duta besar Spanyol yang mempunyai niat jahat terhadap Venesia. Alessandra telah
menulis surat pengaduan rahasia mengenai Konspirasi Spanyol dan membocorkan
siapa saja penghianat dan tentara bayaran yang menyebar di Venesia.
Asli, alur
cerita di novel ini menakjubkan. Penulis tidak berhenti memberikan kejutan.
Mungkin sinopsis cerita yang kutuliskan diatas terkesan simple. Namun, plot-nya
sangat berkembang dan twist dimana-mana. Alurnya sudah berasa seperti kembang
api. Meriah, romantis, eksotis, penuh intrik (tidak hanya sejarah namun juga
politik), dan lainnya.
Aku pun
merasa salut dengan penulisnya. Aku yakin, walaupun ini kisah fiksi, Christi
pasti telah melakukan riset demi novel ini. Selain riset berkenaan sejarah
Venesia atau Konspirasi Spanyol di abad ke-16, Christi juga mampu
mendeskripsikan Venesia dengan detail. Seolah, eh, atau mungkin dia sendiri telah
berkunjung ke sana. Deskripsinya benar-benar hidup. Aroma Venesia masa lalu pun
diceritakan dengan baik dan tidak ragu-ragu. Aku sangat terkesan. Buku ini
ditulis dengan penuh dedikasi.
Butuh waktu
sekitar empat hari untuk menamatkan novel ini. Namun aku menikmati dan terkesan
dengan ceritanya. Jadi ingin berkunjung ke Venesia juga, nih, hehe. Desain sampul dan komposisi warna di buku ini juga menarik. Kertas yang digunakan pun
mendukungku untuk betah melahap buku ini. Kertasnya kuning terang dan huruf
serta spasi yang digunakan juga pas. Mungkin yang jadi masalahku adalah
menghafal nama tokoh dan ada banyak istilah dalam bahasa Italia yang belum
familiar di mataku. Untunglah di halaman depan ada daftar tokoh-tokoh
sejarah atau Venesia masa lampau. Daftar tersebut cukup membantuku.
Sepertinya
memang tidak rugi membeli buku ini. Aku pun jadi tertarik membaca buku yang
terkait dengan sejarah. Jika penyajiannya menarik, sejarah tidak lagi jadi
sesuatu yang membosankan seputar tanggal dan perang. Sejarah mempunyai cakupan
yang luas termasuk dalam hal memahami kondisi/psikologi manusia pada masa yang
telah berlalu. Selain itu aku cukup penasaran juga dengan buku karangan Christi
Phillips lainnya walaupun belum tahu yang mana, hehe. Oh ya, sebelum menutup
ulasan ini, aku juga telah menuliskan beberapa quotes yang berasal dari novel
ini. Silakan klik di sini, ya. Oke, sampai ketemu di ulasan selanjutnya, insha
Allah.
Rating: (4/5) really liked it
hy terima kasih untuk bantuan reviewnya, mungkin saya akan mengambil sedikit kata-kata anda mengenai review buku ini. saya telah menamatkan buku ini 4 bulan lalu, dan baru akan mereview sekarang. beberapa hal yang saya lupakan telah anda ingatkan kembali. saya yakin anda sangat menyesalkan nasib akhir kekasih La Sirena. saya tertarik untuk berteman dengan anda. silakan menghubungi saya di Instagram. febisuciramadhanilahajji
ReplyDeleteHai terimakasih sudah mampir kemarin dan senang sekali bisa membantu. Salam kenal Febi.
Delete