[Review] Les Masques by Indah Hanaco – Tentang trauma dan kepribadian majemuk

Elektra sama sekali tidak bisa membiarkan siapa pun berlama-lama menyesali sesuatu yang sama sekali tidak bisa diperbaiki.


Judul: Les Masques
Pengarang: Indah Hanaco
Penerbit: Grasindo
Terbit: 2014
Tebal buku: 240 halaman
Format: Paperback
Genre: Romance, Thriller
ISBN: 978-602-251-465-7

Ini adalah bagian dari review yang terlambat kuselesaikan meski bukunya sendiri sudah beres kubaca sejak awal Maret lalu. Aku pun bahkan tidak terlalu ingat apa penyebabnya bisa jadi begini. Namun aku masih ingat kali pertama membawa pulang buku ini. Saat itu aku (lagi-lagi) tertarik dengan sampulnya. Lalu berlanjut membaca blurb-nya. Dan sama sekali tidak menyangka kalau pengarangnya orang Indonesia yaitu Indah Hanaco. Oleh karena jalan ceritanya yang membuatku cukup penasaran kala itu dan juga aku belum pernah membaca karangannya, aku pun memutuskan membeli buku ini.

Les Masques bercerita tentang seorang anak perempuan yang memiliki trauma mendalam bahkan sejak ia dalam kandungan. Nama anak itu Fleur Rudella. Trauma yang bisa dikatakan berlangsung seumur hidup itu membuatnya memiliki banyak kpribadian dan hal itulah yang digambarkan berganti-ganti sepanjang alur kisah di buku ini yang bergerak maju mundur. Ketika alurnya bergerak mundur pembaca akan dibawa perlahan menguak apa penyebab Fleur tumbuh demikian, apa penyebab Neneknya yang bernama Marini begitu membencinya, dan bagaimana perlakuan orang-orang yang seharusnya melindunginya malah bertindak tidak semestinya. Ditambah pula pergaulan di sekolahnya dan beberapa kenalan yang terasa begitu kejam mewarnai hidup Fleur yang memang sudah malang.

Ya, sepengetahuanku Indah Hanaco sering menulis buku-buku bergenre romance. Ini kali pertama aku membaca karyanya dan memang Les Masques mengandung romance hanya saja lebih sedikit gelap dan mungkin semi thriller. Aku mengatakan semi thriller karena tidak terlalu merasa deg-degan dengan jalan ceritanya. Pun sebagian besar sudah bisa tertebak meskipun di bagian akhir novel disisipi twist. Namun entah mengapa twist-nya terasa biasa saja. Belum terlalu greget.

Menyinggung tentang judul dan tokoh di dalamnya, aku jadi agak bertanya-tanya, mengapa kebanyakan buku fiksi lokal (kecuali yang berbau sastra) banyak tokoh-tokohnya menggunakan nama-nama non-lokal. Pun begitu dengan judulnya, kebanyakan memakai bahasa asing. Seperti di buku ini, tokohnya ada beberapa yang namanya seperti Fleur, Xander, Enrico, Elektra, dll. Rasanya menjadi tidak terlalu lokal lagi serta menjadi terlalu fiksi kecuali memang begitulah tuntutan kisahnya, setting-nya, dsb. Dan satu yang kurasakan “aneh” saat membaca nama nenek Fleur adalah Marini dan dia memiliki dua orang anak yang bernama begitu bule yaitu Reene dan Xander. Entahlah. :)

Terlepas dari beberapa hal yang kurang kusukai, ada beberapa pengetahuan baru yang kudapat dari membaca Les Masques. Seperti tentang mealy bug dan cara penangan hama tersebut. Pastinya Indah berupaya melakukan beberapa riset terkait hal-hal tersebut. Dan kurasa juga telah riset mengenai kepribadian ganda/majemuk yang sebagian begitu ekstrim dan membuat penderitanya melakukan hal-hal di luar norma tanpa menyadarinya.

Lebih jauh, buku ini juga sepertinya ingin menggugah pembaca terkait efek kekerasan dan pelecehan kepada anak yang sangat tidak baik. Kasihan sekali jika membayangkan anak–anak mengalami hal tersebut di masa seharusnya mereka merasa dunia itu penuh keajaiban dan kebebasan untuk bermain, tumbuh serta berkembang.

Secara keseluruhan, aku tidak terlalu puas membaca Les Masques. Namun Indah Hanaco adalah salah satu penulis yang produktif sekali mencetak karya dan aku suka semangatnya. Belum lagi aku luluh dengan pengantar atau halaman ucapan terimakasih yang Indah sampaikan. Satu kata: Humble. Aku masih ingin membaca karya lainnya. Ada yang mau memberi rekomendasi judul?

Baiklah, sepertinya itu saja yang bisa kukatakan tentang Les Masques. Tidak banyak kutipan manis yang bisa kubagikan dari buku ini. Ini pun aku sudah telat sekali me-review-nya. Terimakasih sudah membaca hingga ke baris ini. Semoga harimu menyenangkan. Salam literasi, kawan. :D

Rating: (2/5) it was ok

Comments

Popular posts from this blog

7 Alasan Memilih dan Membeli Buku Bacaan

[Review] The Silmarillion by J.R.R Tolkien – Sebuah riwayat yang panjang

[Review] Cewek Paling Badung di Sekolah by Enid Blyton – Asal mula Elizabeth dikirim ke Whyteleafe