Reading Wrap Up: January 2016
Aku mencoba membuat proyek pribadi berkaitan dengan daftar buku inceran
alias wishlist. Temanya memang umum dan sepertinya sudah sering dilakukan oleh
para blogger buku lainnya. Mengenai proyek tersebut, aku berencana untuk
membuatnya setiap 3 bulan sekali. Postingan pertama kemarin di bulan Januari,
maka aku akan posting lagi mengenai wishlist di bulan April. Ya,
begitulah, langsung klik di sini, ya
jika mau tahu cerita lengkapnya, hehe.
Nah, aku
mempunyai ide baru untuk menambah kreasi postingan di blog ini. Iya, supaya
isinya tidak melulu review buku, hehe. Jika wishlist tersebut ku-posting setiap
3 bulan sekali, maka proyek ini akan ku-posting setiap bulan, lebih tepatnya
setiap akhir bulan. Penasaran, apa proyeknya? Haha, idenya masih mainstream,
kok. Dan mungkin yang sedang membaca tulisan ini sudah tahu, ide apa yang
kumaksud. :D
Yup, aku
akan memulai proyek recap-an atau wrap up. Inti dari proyek ini adalah membuat recap berupa
daftar (lagi-lagi daftar :D), buku-buku yang sudah kubaca di bulan tersebut.
Selain memperbanyak kreasi postingan mengenai buku, tujuannya juga untuk meraih
banyak pembaca, sih. Mana tahu ada banyak pembaca yang tertarik dan mengklik
link review yang kucantumkan di list tersebut, haha.
Okelah,
lanjut! Aku pun memikirkan konsep seperti apa isi/content-nya atau cara
menampilkannya. Dan setelah merenung hingga berlalu sudah bulan Januari, aku
akhirnya dapat gambaran yang bagus (hehe, bagus menurutku, sih). Selain
mencantumkan judul review dan cover depan buku, aku juga akan menambahkan blurb
yang biasanya ada di bagian belakang buku plus keterangan singkat mengenai
author alias si penulis buku. Untuk blurb-nya, bisalah ku-copas dari Goodreads, hihihi. Atau kalau bukunya
tidak ketemu di Goodreads, ya apa boleh buat. Kretekin tangan buat ngetik
ulang. Nah, yang jadi masalah adalah keterangan mengenai author-nya. Tidak
semua buku dilengkapi dengan informasi singkat tersebut. Terus belum lagi kalau
aku rupanya membaca buku dengan penulis yang sudah pernah kurekap sebelumnya.
Well, kalau kejadiannya seperti itu, aku akan usaha mencarinya di
Wikipedia atau situs lain. Tapi kalau tidak ketemu, berarti khusus untuk
pengarang tersebut, aku hanya akan menampilkan judul review, cover depan buku,
dan blurb saja. Jika sudah lebih dari satu bukunya yang kubaca, aku akan copas
berkali-kali tentang pengarang tersebut, haha. Namun bisa jadi, aku variasikan
dengan menambah informasi baru yang kudapat dari jelajah Google. Itu
disesuaikan dengan mood saja, lah.
Haha,
penjelasan aku ribet, kah? Okelah, mari langsung kita simak. Ini postingan
perdana untuk proyek ini, dan berhubung Januari masih dekat, belum pergi jauh,
aku akan memulai dengan recap bulan Januari. Dan akan kususul dengan recap bulan Februari di postingan
berikutnya (insha Allah).
Perang nuklir yang sangat dahsyat terjadi
pada tahun 2065, banyak korban berjatuhan dan hanya sedikit Negara yang bisa
bertahan. Indonesia termasuk salah satu Negara yang menjadi korban perang
tersebut. Untunglah para penduduknya masih sanggup bertahan setelah melewati
tahun-tahun yang seperti neraka.
Namaku Ardi Nurdiana, aku tinggal di
Bandung, dan sekarang adalah tahun 2093, tahun yang menurutku merupakan masa-masa
terkelam umat manusia. Saat ini kami hidup di dalam kubah buatan yang kami
sebut ‘kota’. Dunia luar sangat mengerikan, udara menipis dan terasa berat,
bahkan sudah sangat kotor.
Aku sendirian, dan putus asa. Aku tidak
bisa lagi memaknai hidup. Aku sama sekali tak berdaya menghadapi semua ini .
Aku ingin semua segera berakhir … itulah pikiranku sebelum bertemu Profesor
Erid, beliau memiliki sesuatu untuk mengubah keadaan dunia ini, yaitu sebuah
tabung aneh, yang oleh beliau disebut kendaraan, kendaraan yang bisa mengubah
sejarah, dan dinamakan mesin waktu.
Tentang penulis:
Fauzi
Maulana (biasa dipanggil Fauzi) lahir di Bandung, pada 18 Mei 1995. Unfinished
Journal adalah novel pertamanya dalam seri Fantasteen. Novel ini dibuat karena
dia menaruh kepedulian terhadap kelanjutan alam yang kita tinggali ini. Dia
berharap mudah-mudahan tidak terkesan berlebihan. Fauzi bisa dikontak melaui
email di: zie_silverlight18@yahoo.com
Frans Laarmans pegawai biasa. Karena merasa
kariernya sudah mandek, ia pun mencoba berbisnis keju. Ia tidak ingin
kehilangan pekerjaan utamanya, sehingga saat memulai usaha ini, dengan stok
pertama 10.000 keju Edam, ia cuti sakit dari kantor.
Namun berdagang ternyata tidak mudah.
Kejunya tidak laku.
Ketika bos kejunya, Mijnheer Hornstra,
mengabarkan akan datang menemui Frans, Frans pun mulai panik.
Tentang penulis:
Willem
Elsschot adalah nama samaran Alfons de Ridder (1882-1960). Pria yang lahir di
Antwerpen, Belgia ini sempat melakukan berbagai pekerjaan, sebelum akhirnya
mendirikan biro iklan, sampai ajal menjemputnya. Ternyata selain bekerja di
biro iklan, ia diam-diam juga menulis. Karya-karyanya yang paling terkenal
adalah Lijmen (1924), Kaas (1933), Tsjip (1934), dan Het Been
(1938).
Artemis Fowl, otak kriminal paling pintar
dan berbahaya di dunia, meski baru berusia 13 tahun kembali berpetualang. Ia
mendapate-mail video yang berisi permintaan tebusan. Korban penculikannya:
ayahnya yang hilang dan dinyatakan meninggal di Arktik, Kutub Utara.
Ketika bergegas menyelamatkan sang Ayah,
Artemis lagi-lagi harus berurusan dengan Kapten Short dan Kaum Peri. Ia dituduh
menjadi dalang di balik perdagangan senjata ilegal kelas A di Dunia Bawah.
Artemis menyangkal dan dengan cerdik membuat kesepakatan: ia membantu Kaum Peri
menangkap biang kerok sesungguhnya bila mereka mau membantunya membebaskan
ayahnya.
Tentang penulis:
Eoin Colfer
lahir di Wexford, Irlandia. Sebelum menjadi penulis, ia pernah bekerja sebagai
seorang guru. Ia mendapat perhatian dari dunia di tahun 2011 saat
diterbitkannya serial pertama Artemis Fowl. Seri ini bahkan sempat menjadi New York Times Bestseller. Karyanya yang
terkenal lainnya berjudul Half Moon
Investigations, The Wish List, The Supernaturalist.
Ya, total
hanya 3 buku yang berhasil kubaca di bulan Januari lalu. Untuk bulan tersebut,
buku favoritku adalah Kaas karangan Willem Elsschot. Haha, entah sudah berapa
kali aku mengucapkan hal itu, ya. Mudah-mudahan aku tetap konsisten membaca dan
membuat review. Dan mudah-mudahan bisa membuat recap hingga akhir tahun nanti.
:D
Comments
Post a Comment