[Review] Stray by Rachel Vincent – Menguras emosi

“Aku menyadari kesalahanku. Hanya saja aku tak tahu bagaimana memperbaikinya. Kecuali...” - Faythe


Judul: Stray
Seri: The Shifters #1
Pengarang: Rachel Vincent
Penerbit: Violet Books
Tahun terbit: 2011
Tebal buku: 411 halaman
ISBN: 978-979-081-454-7

Dari catatan yang pernah kubuat di halaman depan buku ini, aku membelinya di buan Februari yang lalu. Sudah sekitar 9 bulan buku ini berhibernasi di tumpukan. Awalnya tertarik membeli karena judulnya yang hanya satu kata "Stray". Aku tidak terlalu tertarik dengan sampulnya. Dan saat itu (beberapa hari setelah dibeli), aku sempat membaca sekilas bebrapa halaman namun akhirnya kupilih menuda untuk menuntaskannnya. Satu hal yang mengubah mood-ku saat itu adalah spasi tulisan di buku ini yang terlalu rapat. Sepertinya menggunakan spasi single dan ukuran huruf 12. Huft, butuh tenaga ekstra. It was able to swing my mood, perfectly.

Dan setelah hampir sebagian besar buku di tumpukan selesai kubaca, aku melirik kembali ke buku ini. Saat itu malam hari yang cukup tenang #halah. Maksudnya, malam mulai berajak larut dan riuh jalanan mulai surut serta tivi telah dimatikan. Aku mengulang kembali dari halaman awal. Satu halaman, dua halaman, dan perlahan (karena membaca satu halaman dengan spasi rapat dan ukuran huruf kecil membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama) tapi pasti aku mulai menikmati buku ini. Aha, don't judge book by its cover. Well, literally, that's true.

Begitulah, mungkin suasana yang tenang sangat menguntungkan. Dan mungkin juga mood-ku saat itu sedang stabil sehingga perlahan aku mulai menikmati alur ceritanya. Buku ini dibuka dengan lagsung memperkenalkan sang tokoh utama, Faythe Sanders. Adegan demi adegan saat Faythe beranjak pulang sehabis kuliah sore berikut deskripsi mengenai dirinya mulai meluncur satu per satu. Awalnya terasa sangat lambat karena penulis cukup merinci adegan tersebut, semisal Faythe mencium bau di udara, menalikan tali sepatu, dan deskripsi lainnya. Ya, mungkin memang ide yang bagus untuk mengawali membaca buku ini di saat suasana tenang sehingga bisa lebih mudah dann cepat mencerna makhluk apakah si Faythe ini sebenarnya.

Penasaran si Faythe itu sebenarnya manusia atau bukan, sih? Hihi..baiklah. Faythe adalah salah satu werecat atau shape-shifter yang bisa tinggal di dua dunia. Dia manusia namun mampu berubah menjadi seekor kucing dan mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh manusia biasa (semisal mampu mencium dan membedakan beragam bau, memiliki pendengaran ekstra tajam, dll). Singkatnya, jika werewolf adalah manusia serigala, maka Faythe adalah werecat atau manusia kucing.

Stray ini adalah buku pertama dari seri The Shifters yang ditulis oleh Rachel Vincent. Oleh karena itu, di buku ini ada banyak penjelasan mengenai werecat yang rupanya memiliki kelas sosial tersendiri. Ada werecat dari kelas Pride, yang merupakan kelas/kelompok werecat terhormat, atau bangswan. Ada pula Stray, yang merupakn darah campuran alias manusia yang terinfeksi/tergigit oleh werecat lainnya. Ada pula nanti Rogue, yang merupakan werecat kriminal. Yang pastinya masing-masing Pride memiliki seorang alfa yang memimpin dengan tegas dan penuh kharisma. Pride ini pun memiliki wilayah kekuasaan yang luas dengan batas wilayah yang jelas pula.

Ayahku adalah pemimpin wilayah selatan bagian tengah, yang merupakan arah selatan sungai Missouri dan arah timur Rockies, mengalir hingga ke Mississippi. (Hal. 40)

Mayoritas Stray diciptakan oleh Stray lainnya, lalu ditinggalkan, sebelum penyerangnya tahu korbannya tidak hanya akan bertahan, tapi juga menjadi werecat. (Hal. 106)

Bagi anggota dewan, ini adalah masalah kelas sosial. Stray dianggap masyarakat kelas-dua. (Hal. 106-107)

Stray memiliki bau yang berbeda, yang mudah dipisahkan dengan bau kucing kelahiran Pride. (Hal. 154)

Rogue adalah kucing mana pun yang bersalah karena melanggar hokum Pride, entah kucing liar, stray, atau Pride. (Hal. 351)

Konflik di dalam Stray ini bermula saat beberapa werecat dari kelas Stray melakukan tindak kejahatan yang nekat dan membuat semua pride di daerah Amerika Serikat marah besar. Ya, para stray jahat ini mulai menculik satu per satu werecat wanita dari golongan pride. Werecat wanita sangat dilindungi oleh kelompok/pride mereka karena mereka penerus dari pride yang ayah mereka pimpin. Mereka akan menikah dengan seorang alfa dan akan melahirkan anggota pride lainnya. Posisi mereka semakin penting karena werecat wanita yang belum menikah sangat langka. Setiap pride hanya memiliki satu werecat wanita. Oleh karena itu, pelanggaran yang dilakukan oleh para werecat stray tersebut sangat tidak bisa dimaafkan.

Faythe merupakan salah satu werecat pride yang menjadi sasaran berikutnya. Tidak seperti werecat wanita lainnya, Faythe termasuk yang keras kepala. Dia menolak menikah di usia muda dan memilih untuk kuliah. Dia juga ingin sekali hidup bebas tanpa pengawasan dari ayahnya (yang seorang alfa) dan ingin hidup di luar wilayah pride ayahnya. Pertentangan dengan ayahnya tak terelakkan, namun seorang alfa adalah seorang alfa. Perintah darinya absolut dan sesuai dengan insting yang werecat miliki, mereka sulit sekali menentang seorang alfa.

Faythe ditarik pulang ke rumah utama mereka yang letaknya terpencil. Walaupun terpencil namun rumah tersebut luas sekali. Tentu saja ini disengaja, mengingat mereka separuh kucing dan ketika mereka berubah menjadi "kucing", mereka membutuhkan tempat untuk berlari-lari ataupun berburu. Oh, oke, jangan bayangkan kucing kecil yang sering main ke rumah kalian, ya, hehe. Kucing yang dimaksud di sini sepanjang 2 meter. Mirip seperti Panther.

Intinya, buku ini bercerita tentang bagaimana Faythe berjuang untuk mendapatkan pengakuan "dewasa" dari ayahnya. Dibumbui pula oleh kisah cintanya yang melibatkan werecat lainnya yaitu Marc dan Jace. Dan, ya, buku ini masuk ke dalam kategori dewasa. Di dalamnya ada adegan khusus dewasa (haha, tidak banyak dan tidak digambarkan dengan serius). Selain itu di dalam buku ini ada pula adegan kekerasan (perkelahian dan pembunuhan). Bukan termasuk deskripsi yang wajar untuk dibaca anak-anak.

Jujur aku sedikit bingung untuk menggambarkan buku ini dalam satu kalimat/frase pendek. Buku ini membuat emosiku naik turun ketika membacanya. Ada saat aku begitu lelah karena deskripsi yang terlalu panjang dan mendetail yang dituliskan oleh penulisnya. Hal ini mungkin yang juga membuatku agak sulit untuk memahami "gaya hidup serta pemikiran" werecat. Dan memang, aku baru pertama ini membaca cerita mengenai werecat. Kalau werewolf memang lumayan sering diangkat menjadi cerita baik dibuku ataupun di film. Hehe, ketahuan aku masih kurang membaca nih.

Oke lanjut, hal yang tidak kusukai adalah saat aku merasa jika penyelesaian dari konflik di dalam kisah ini terasa mudah, namun penulisnya seperti (sedikit) mengulur-ulur hingga baru ditemukan di beberapa halaman kemudian. Ini terasa sekali saat Faythe berada di kurungan bersama Abby (sepupunya) yang juga diculik oleh komplotan Stray antagonis. Dan ya, begitu pula dengan sikap/karakter Faythe yang membuat tokoh ini tidak mudah untuk disukai. Malah seringnya aku geram dengan sikap keras kepala dan ketidakpeduliannya terhadap perasaan orang lain. Haha, buku ini membingungkanku untuk mengekspresikannya. #halah

Satu hal yang pasti adalah perihal spasi dan ukuran hurufnya yang mengecewakanku. Maksudnya, aku tidak merasa nyaman membaca tulisan yang cukup rapat seperti itu. Disarankan sekali untuk membacanya di tempat terang atau dengan cahaya yang sangat memadai. Namun syukurlah jenis kertas yang digunakan bukan kertas buram. Kertasnya cukup terang dan tintanya tidak mengganggu halaman di sebaliknya.. Dan syukurlah kualitas terjemahannya juga cukup baik. :)

Nah, selain perihal yang kusebutkan di atas, jujur saat melihat cover buku ini diantara tumpukan buku lainnya, sama sekali tidak menarik hatiku. Ya, komposisi warnya menarik, toska dipadu merah dan biru. Komposisinya warnanya yang cerah memang bisa menarik pandangan mata dengan mudah. Namun apa yang tergambar di cover itu (bagiku) tidak menarik, hehe. Mungkin aku sih yang memang tidak terlalu suka motif animal print yang jadi belt-nya si Faythe di cover tersebut. Lalu ada pula 4 garis merah dipinggannya menyerupai bekas cakaran. Hmm, aku tidak suka, hehe

But then again, try to not judge book by its cover. After all, setelah mulai membaca dan menamatkannya (dengan emosi yang naik dan turun) aku cukup penasaran untuk melanjutkan membaca seri selanjutnya. Aku ingin tahu siapa dalang di balik penculikkan ini lalu tentang Andrew (pacar manusia Faythe) yang diakhir cerita menjadi sedikit mencurigakan. Ya, walaupun cukup sulit menamatkan buku ini serta lebih bersimpati kepada Jace dan Ethan ketimbang Faythe dan Marc, aku akan mencari seri berikutnya.

Ya, buku ini terasa lumayan. Ada yang sudah membacnya juga? Bagaimana menurutmu?

Rating: (3/5) liked it
----------------------------------------
----------------------------------------------------------------------

Oke, tidak banyak quote yang kutemukan di buku ini. Jadi aku akan menggabung postingan quote dengan review-nya. Baiklah, berikut quote yang menurutku menarik. Enjoy. :D

Memang kami sedang dikejar, tapi kau tidak bisa melarikan diri dari kenanganmu sendiri. Tidak dalam waktu lama, maksudku. (Hal. 31)

Aku sangat tidaak ingin tahu jawabannya, namun aku sudah lama belajar bahwa ketidaktahuan bukanlah kebahagiaan. Tidak pernah. (Hal. 102)

Jika aku harus tahu, lebih baik aku tahu semuannya. (Hal. 103)

Aku menyadari kesalahanku. Hanya saja aku tak tahu bagaimana memperbaikinya. Kecuali... (Hal. 220)

Rasa bersalah adalah siklus yang kejam, sebuah jurang emosional yang licinn. Aku tidak menyarankannya. (Hal. 285)

Kadang-kadang, kau berterimakasih kepada Tuhan atas hal-hal kecil, terutama ketika hanya itulah yang kaumiliki. (Hal. 294)

Comments

  1. Wah, terima kasih atas review terjemahannya. Salam kenal, sy yg menerjemahkan buku ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hallo kaka penerjemah. Gak nyangka aku dikomen sama penerjemahnya.
      Terimakasih juga sudah baca reviewnya kak. :D

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

7 Alasan Memilih dan Membeli Buku Bacaan

[Review] The Silmarillion by J.R.R Tolkien – Sebuah riwayat yang panjang

[Review] Cewek Paling Badung di Sekolah by Enid Blyton – Asal mula Elizabeth dikirim ke Whyteleafe