[Review] Maybe Someday by Colleen Hoover – Musik dan pilihan hati
For her I bend, for you I break
Judul
asli: Maybe
Someday
Judul
terjemahan: Mungkin Nanti
Pengarang:
Colleen
Hoover
Penerjemah: Shandy Tan
Penerbit:
Gramedia Pustaka Utama
Terbit:
Cetakan pertama, 2015
Tebal
buku: 440 halaman
Format:
Paperback
Genre:
Contemporary Romance
ISBN:
9786020323435
Contemporary Romance. Siapa yang
terlintas di kepala saat mendengar kata tersebut? Jika aku, maka akan teringat
dengan Cecelia Ahern dan Colleen Hoover (CoHo). Itupun nama yang kusebutkan
terakhir baru di akhir tahun inilah aku membaca dua novelnya. Awal tahun aku
membeli Slammed dan buku tersebut
masih terbungkus segelnya. Sempat melihat di Kubikel Romance tentang Maybe
Someday membuatku tergelitik untuk ikutan baca dan beli. Syukurnya, buku
tersebut sedang dalam diskon. Jadi, mengapa tidak?
Sydney mengagumi permainan gitar Ridge
dan cara dia bermain ketika bersantai di balkonnya. Kedua apartemen mereka
berseberangan. Sydney yang mempunyai ketertarikan dengan musik, tanpa sadar
ikut bernyanyi, menciptakan lirik untuk musik yang dilantunkan oleh Ridge. Dua
minggu setelah mereka bertukar nomor telepon, tepat di hari ulang tahunnya,
hati Sydney hancur mengetahui kekasihnya, Hunter berselingkuh dengan teman
seapartemennya yaitu Tori.
Sydney marah dan memutuskan untuk keluar
dari apartemen tersebut dan lupa membawa dompet. Ridge memintanya tinggal di
apartemennya (setidaknya untuk sementara waktu) karena dia merasa bertanggung
jawab. Yap, yang memberitahu tentang perselingkuhan itu adalah Ridge. Cowok itu
sering melihat mereka bermesraan ketika Sydney sedang tidak berada di sana. Sydney
membayar dengan menciptakan lirik lagu untuk band Ridge.
Hubungan mereka menjadi intens. Satu
demi satu hal terungkap seperti Ridge yang ternyata tunarungu dan telah
memiliki kekasih yaitu Maggie. Bagaimana keduanya (Ridge dan Sydney) mencoba
mengendalikan perasaan cinta yang mulai tumbuh di hati mereka demi hati Maggie
adalah inti dan bahasan sebagian besar isi novel ini. CoHo dapat menampilkan
narasi yang asik untuk diikuti terutama mengenai tokoh-tokohnya. Ya, cerita ini
digulirkan melalui dua sudut pandang yang saling bergantian. Satu dari sudut
pandang Ridge dan satunya dari sudut pandang Sydney.
Meski demikian, kisah ini bisa menjadi
sensitif karena premisnya memang berkaitan dengan orang ketiga dalam suatu
hubungan. Siapa, sih, yang merasa tidak gemesh
ketika membahas hal seperti ini. Aku tidak menamatkan buku ini sekali
duduk. Ada beberapa kali jeda dan membutuhkan sekian hari. Ketika mulai membaca
lagi (setelah jeda itu) ada perasaan mual mengingat kisah ini tentang hal itu.
Dan mungkin itu kelebihan CoHo. Sekali lagi caranya bercerita menarik.
Bagaimana dia membawa alurnya dan menyelesaikan konflik-konflik yang sederhana
namun dapat menjadi “wah”.
Hey, ada satu hal lagi yang menarik.
Lirik yang diciptakan Sydney selalu dikagumi Ridge. Dikatakan jika lirik itu
sangat mengagumkan. Aku menjadi gregetan sendiri ingin tahu apa isi liriknya.
Baru sekitar di halaman 102 bait-bait di lirik lagu itu ditampilkan. Dan ketika aku iseng membaca bagian
awal buku yang berisi kata pengantar dari CoHo, barulah aku tahu. CoHo begitu
serius menggarap buku ini. Lirik lagu tersebut telah dibuat menjadi soundtrack. Ah, langsung lah aku
meluncur ke www.maybesomedaysoundtrack.com.
Seperti saran CoHo, pembaca bisa menikmati lagu-lagu tersebut sesuai urutannya
muncul di buku. Aku, sih, pengen mencoba begitu. Meski percobaanku gagal, hehe.
Mungkin ini bisa jadi referensi cara baca yang seru terutama jika kamu
penggemar romance dan dapat membaca dengan alunan lagu.
Saya
menikmati kolaborasi dengan musisi Griffin Peterson menyiapkan lagu pendukung
asli untuk mendampingi novel ini. Griffin dan saya bekerjasama dengan intens
untuk menghidupkan tokoh-tokoh di novel ini dan lirik lagu-lagu di dalamnya
agar kalian mendapakan pengalaman membaca paling berkesan.
BTW, aku juga membeli novella-nya yang
berjudul Maybe Not. Rasanya nanggung
jika tidak. Kebetulan sama-sama masuk dalam katalog diskon. Yap, penyakit buku
berseri. Kurang afdhol kalau tidak
lengkap padahal saat itu belum tahu apakah aku akan suka dengan ceritanya.
Syukurlah tidak mengecewakan.
Singkatnya, novel ini mengangkat kisah
yang sensitif namun dibuat sedemikian rupa agar tidak menyakiti hati siapapun.
Penulisnya bercerita dengan baik melalui dua sudut pandang tokoh utama yang
ditampilkan bergantian. Awal buku dibuka dengan konflik yang mengejutkan.
Kemudian dilanjutkan dengan “masa-masa tenang” sebelum ditutup dengan konflik
yang jauh lebih nendang. Jika mau bocoran sedikit, ending-nya semacam win-win
solution. Masing-masing bahagia dengan hidupnya. Silakan menikmati buku ini
sambil mendengarkan kumpulan lagu soundtrack-nya
yang memang sudah dibuat khusus. Dan nantikan review aku tentang novella-nya, ya, hehe. Selamat membaca
buku, teman.
Submitted
to:
Read and Review Challenge 2017 kategoriContemporary Romance
P.S. Silakan baca review Novellanya yaitu Maybe Not dengan klik link di sini
P.S. Silakan baca review Novellanya yaitu Maybe Not dengan klik link di sini
Comments
Post a Comment