[Review] An Abundance of Katherines by John Green
“Aku
hanya ingin melakukan sesuatu yang berarti. Atau menjadi sesuatu yang berarti. Aku
hanya ingin berarti.” - Colin
Judul
asli: An
Abundance of Katherines
Judul
terjemahan: Tentang Katherine
Pengarang:
John
Green
Alih bahasa: Poppy D. Chusfani
Editor: Barokah Ruziati
Desain
cover: Martin Dima
Penerbit:
Gramedia Pustaka Utama
Terbit:
Cetakan kedua, September 2014
Tebal
buku: 320 halaman
Format:
Paperback
Genre:
Young Adult, Romance
ISBN:
978-602-03-0527-1
Colin, si anak ajaib yang ingin menjadi
anak genius, kembali patah hati setelah Katherine ke-19 (K-19) mencampakkannya
atau dengan kata lain memutuskannya. Hassan, satu-satunya sahabat Colin
mengajaknya melakukan perjalanan untuk menyembuhkan patah hati tersebut. Mereka
pun tiba di daerah pinggiran kota bernama Gutshot daerah Tennessee karena ingin
melihat makam Archduke yang terkenal. Mereka akhirnya menginap di sana di rumah
pemilik pabrik tekstil yang menghidupi sebagian besar penduduk kota. Hollis si
pemilik pabrik meminta mereka menggali sejarah dari orang-orang tua di kota
tersebut ditemani oleh putrinya Lindsey.
Apakah Colin berhasil menyembuhkan patah
hatinya? Mari kita lihat lebih dekat profil Colin. Dia terlahir sebagai anak
cerdas dan orang tuanya punya harapan besar terhadapnya. Dia membaca paling
tidak 100 halaman sehari, pintar membuat anagram, dan melakukan hal-hal ekstrim
lainnya yang terkait dengan ilmu pengetahuan. Setelah putus dari K-19, dia
berusaha menciptakan rumus matematika yang dapat memprediksi hubungan asmara
seseorang. Oh, ya, mengapa Katherine? Seumur hidupnya, Colin selalu berpacaran
dengan gadis bernama Katherine. Harus Katherine dengan ejaan sedemikian rupa.
Aku pernah memasukkan buku ini ke daftar
buku inceranku (wishlist) di tahun 2016. Lalu aku berhasil mendapatkannya di
tahun 2017. Kemudian di tahun 2020 barulah aku menyelesaikannya dalam waktu 18
hari. Ya, butuh waktu agak lama daripada menuntaskan The Golem and the Jinni
dengan jumlah halaman dua kali lebih banyak dari buku ini. Aku menyukai premis
novel ini. Aku juga tidak masalah dengan sisipan ilmu matematika di dalamnya. Hanya
saja ketika membaca banyak paragraf di novel ini termasuk percakapannya, terasa
membingungkan. Aku kurang tahu dimana letak salahnya. Apakah teman-teman ada
yang pernah membaca salah karya John Green yang ini? Bagaimana menurut kalian?
Di luar rasa ketidaknyamanan tersebut,
ada beberapa hal menarik yang kudapat dari novel ini. Tentu saja tentang hidup
Colin dengan Katherine-nya yang banyak itu sudah merupakan hal yang menarik. Namun
ada hal menarik lainnya seperti perihal matematika di novel ini. Ketika Colin
mencoba merumuskan teorinya, ada selipan kurva dan rumus matematika di beberapa
halaman di novel ini. Setelah membaca hingga halaman terakhir, ada lampiran
yang memuat informasi kalau rumus tersebut bukan asal-asalan. John berteman
dengan seorang ahli matematika dan memintanya untuk berkontribusi di novel ini
melalui rumus tersebut. Terlepas berfungsi atau tidaknya rumus tersebut (aku
tidak membaca lampiran tersebut dengan seksama) aku merasa “wow”. John Green
seniat itu membuat buku. Belum lagi ada pula banyak catatan kaki yang
berserakan di sepanjang buku terkait beragam pengetahuan umum dan trivia lainnya.
Ya, ini kali pertama aku menikmati buku
John Green yang juga merupakan penulis buku best
seller The Fault in our Stars yang bahkan telah diangkat ke layar lebar.
Melalui novel ini aku menebak kalau di setiap bukunya, ia tidak hanya
mengangkat topik percintaan remaja saja. Ada beberapa isu lainnya yang
diangkat. Di buku ini contohnya tentang Colin yang setengah Yahudi dan Hassan
yang muslim. Begitu pula renungan tentang melakukan sesuatu dan tidak melakukan
sesuatu, tentang diingat dan dilupakan, dan yang paling kuingat adalah tentang
ruang kosong dan the missing piece
(bagian yang hilang dari hidupmu—terinspirasi
dari buku The Missing Piece
karya Shel Silverstain), dst.
Secara keseluruhan, buku ini tidak
mengecewakan. Premisnya unik dan menarik. Hanya saja, ternyata aku membutuhkan
waktu lama untuk selesai membaca novel ini. Di sisi lain aku yakin alur
ceritanya telah dibuat ringan dengan para tokohnya yang sebagian besar
merupakan remaja. Perihal rumus, matematika dan catatan kaki itu sama sekali
tidak menggangguku. Aku tidak tahu mengapa bisa demikian makan waktu. Entahlah.
Mungkin aku harus mencoba buku John Green yang lainnya, hehe. Pastinya, walaupun An
Abundance of Katherines ini berisi kisah remaja patah hati, namun ada
banyak sisipan hal-hal tentang kehidupan yang menarik untuk dijadikan bahan
renungan.
Rating:
3.3/5 (liked it)
Kutipan
menarik lainnya dari buku ini:
“Apakah
kau kadang-kadang merasa seperti lingkaran yang kehilangan bagian?”-hlm.29
“kau
mahir membuat kata-kata baru dari kata-kata lain, tapi tidak bisa menciptakan
kata-kata sendiri.”-hlm.135
Kau
bisa sangat mencintai seseorang, tapi kau tidak bisa mencintai sebesar kau
merindukan mereka.-hlm.152
Buku
adalah tercampak sejati: letakkan saja dan mereka akan menanti sampai kapan
pun; pusatkan perhatian dan mereka akan selalu membalas cintamu.-hlm.158
“Kau
tidak membosankan. Kau harus berhenti bilang begitu, atau orang-orang bakal
percaya padamu.”-hlm.199
Mendadak
saja bukan cuma ada satu potongan yang hilang, namun ribuan.-hlm.235
“Kurasa
kita takkan pernah bisa mengisi ruang kosong menggunakan sesuatu yang tidak
kita miliki. Kurasa bagian-bagian yang hilang dari dirimu takkan pernah bisa
masuk dengan pas lagi.”-hlm.283
“Kita
tidak benar-benar ingat apa yang terjadi. Apa yang kita ingat itulah yang
terjadi.”-hlm.292
Masa
lalu adalah kesan tentang apa yang terjadi. Namun karena belum terjadi untuk
diingat, masa depan tidak perlu masuk akal sama sekali-hlm.299
Saya sedang baca buku ini, setelah dulu baca karya-karyanya John Green yang lain. Masih bab awal-awal, tetapi kayaknya memang seru.
ReplyDeleteAku sempat kebingungan mba mencerna percakapan dan narasi di buku ini. Apa memang seperti ini cara John Green bertutur? Secara keseluruhan bukunya memang menarik dan seru sih, hehe. Btw, selamat baca, mba. :))
Deletemakasih reviewnya
ReplyDeleteSama-sama mba. Terimakasih telah mampir.
DeleteMungkin karena terjemahannya kurang tepat sehingga membacanya jadi tidak nyaman, kak? Tapi aku kurang tahu juga karena belum pernah baca buku ini 😂
ReplyDeleteDari dulu udah dimasuki ke wishlist tapi belum ada niat buat membaca #plakk
Kalau The Fault in Our Star udah baca kak? Itu bagusss. Looking for Alaska juga bagus 😁
Haha, bingung juga mba karena apa. Bisa jadi, akunya yang kurang ion pas baca buku ini. :D
DeleteBelum pernah baca karangan John Green yang lain. Di rumah juga cuma ada yang Katherine ini. The Fault in Our Star yang best seller itu, kan. Looking for Alaska juga pernah dengar, sih. Semoga lah nanti bisa baca karya John Green yang lain, hehe.