[Review] The Giving Tree by Shel Silverstein – Kisah pohon apel dan seorang anak lelaki

Dan pohon pun bahagia.


Judul: The Giving Tree
Pengarang: Shel Silverstein
Penerbit: Atria
Penerjemah: Sri Noor Verawaty
Penyunting: Rindias H. F.
Pewajah sampul dan isi: Nurhasanah Ridwan
Terbit: Cetakan I - Oktober, 2014
Tebal buku: 53 halaman
Format: Hardcover
ISBN: 978-602-14402-8-5

Buku ini pernah wara-wiri di feed Instagramku sekitar pertengahan tahun lalu (kalau tidak salah). Warna kavernya yang hijau dan ilustrasi apel merah membuat buku ini sulit dilupakan atau bias dengan buku lainnya. Belum lagi harganya lebih murah dengan tawaran hard cover. Saat itu aku sudah mau mencoba membelinya via online namun belum kesampaian. Hingga kulihat lagi promonya di akun olshop Aruna Omah Buku, sekalian aku juga lagi belanja di sana. The Giving Tree pun tiba di rumahku dengan selamat.

Buku ini bisa dihabiskan dengan sekali duduk. Tebalnya hanya sekitar 53 halaman dan itupun tidak penuh berisi kalimat. Ada banyak ilustrasi dan kebanyakan satu halaman untuk ilustrasi dan satu halaman lainnya untuk satu kalimat. Meski demikian, ada jejak rasa yang berbeda sewaktu telah menamatkannya #tsah #haha. Maksudku, ada rasa sesak, sedikit sedih, haru, dan juga bertanya-tanya.

Kisahnya sendiri tentang seorang anak lelaki dan pohon apelnya. Sedari kecil anak itu sering bermain di sana. Mengumpulkan daun-daun pohon hingga memanjat dan memakan apelnya. Mereka saling menyayangi. Namun seiring waktu berlalu, ada banyak hal yang berubah. Anak kecil itu tumbuh dewasa, si Pohon masih terus mengamatinya. Sayangnya, tidak banyak lagi keceriaan dan perasaan dekat yang anak kecil itu miliki dengan pohonnya. Rasa sayang si Pohon masih sama. Ia masih terus berusaha membantu dan memenuhi apa yang anak itu pinta dan inginkan, hingga apapun itu. Dan, … ya, silakan teman-teman baca langsung, ya. aku jadi takut jika teruskan akan spoiler, hehe. 

Sebenarnya aku bingung apakah buku ini bisa dinikmati oleh anak-anak. Dari segi packaging, ilustrasi dll terlihat seperti buku anak. Namun dari segi cerita, apalagi kedalaman makna di dalam cerita itu, membuat kesan buku ini jadi berbeda. Aku sendiri sehabis membacanya jadi merasa haru dan sesak. Entah mengapa si Pohon mengingatkanku dengan orangtua dan anak lelaki itu seperti anaknya yang perlahan tumbuh dewasa. Sulit untuk mengungkapkannya. Apakah memang begitu tingkah laku sebagian besar anak-anak terhadap orangtua mereka setelah mereka tumbuh besar? Apakah buku ini merupakan luapan perasaan dan kerinduan dari penulisnya untuk orangtua, terutama ayahnya? Aku belum mengulik sampai sejauh itu.

Intinya aku sulit memutuskan apakah aku menyukai buku ini atau tidak. Satu hal yang kusuka  yaitu ada makna di dalam ceritanya yang mengingatkan kita dengan pengorbanan dan kebaikan hati orangtua (menurutku, sih, itu). selain itu tentu warna warni ilustrasi dan hardcovernya juga memberi nilai tambah kepada buku ini. Di sisi lain, aku cukup terkejut ternyata buku ini lumayan tipis dan tidak padat/penuh dengan kata-kata. Ada juga bagian kisahnya yang bikin gemes melihat si anak yang tegaan begitu. Well, terlepas dari pendapatku itu, ada banyak pro kontra yang kubaca di Goodreads perihal buku ini. Ya, masing-masing berhak beragumen dan memberikan penilaian. Kesimpulannya, silakan cobain langsung, ya. Demikian review singkat ini. Selamat membaca buku, kawan. :D

Rating: (3/5) liked it

Comments

  1. Kelihatannya kaya buku anak ya Mbak, walau aku merasa itu buku untuk usia yang lebih matang. Mungkin kalau di negara asalnya bisa dinikmati usia SD kelas empat keatas mengingat kemampuan literasi tiap negara beda-beda..Aku sendiri suka banget sama buku ini karena emang dalemmm banget maknanya. Hanya dengan sedikit kata bisa menggambarkan hal yang menurutku penting banget dalam hidup.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mas, bisa jadi. Setuju jika kemampuan literasi tiap negara berbeda. Dan apalagi sewaktu baca "dan pohon pun bahagia" yg diulang beberapa kali. Kayak ada perasaan nyess gitu. Trimakasih sdh mampir. :)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

7 Alasan Memilih dan Membeli Buku Bacaan

[Review] The Silmarillion by J.R.R Tolkien – Sebuah riwayat yang panjang

[Review] Cewek Paling Badung di Sekolah by Enid Blyton – Asal mula Elizabeth dikirim ke Whyteleafe