[Review] Neverwhere by Neil Gaiman – Richard dan kehidupan di London Bawah
Sekarang aku tidak punya tunangan,
rumah, pekerjaan, dan aku berjalan-jalan beberapa ratus meter di bawah jalanan
London dengan kemungkinan hidup sama dengan lalat yang akan bunuh diri.
Judul
asli: Neverwhere
Judul
terjemahan: Kota Antah Berantah
Pengarang:
Neil
Gaiman
Penerjemah: Donna Widjajanto
Penerbit:
Gramedia Pustaka Utama
Terbit:
Cetakan ketiga, Mei 2017
Tebal
buku: 440 halaman
Format:
Paperback
Genre:
Fantasy, Adventure
ISBN:
978-602-03-4618-2
Siapa yang suka baca novel fantasi? Aku
salah satunya. Novel fantasi menawarkan dunia yang tidak dapat ditebak yang
penuh keanehan sekaligus keajaiban. Salah satu penulis fantasi yang kusuka adalah
Neil Gaiman. Iya, baru ada empat bukunya yang kupunya. Masih berencana untuk
tambah lagi. Hehe.
Saat melihat Neverwhere, aku langsung suka… sama kavernya. Ilustrasinya keren. Ada
gambar kunci samar di bagian tengah. Ketika membacanya, aku menunggu-nunggu di bagian
mana kuncinya akan muncul. Melalui blurb-nya, aku sedikit teringat dengan
dongeng Alice in the Wonderland. Mungkin
Neverwhere terinspirasi dari sana
namun dengan versi yang lebih modern dan tokoh utama seorang pria. Setelah selesai membaca, Neverwhere tidak mengecewakan. Aku menyukai buku ini dan semakin
suka sama tulisan Neil Gaiman.
Richard Mayhew adalah tokoh utama di
novel ini. Dia berasal dari Scotlandia lalu pindah ke London. Di sana kehidupannya
terasa normal dan aman: memiliki pekerjaan, apartment, pacar, dan teman karib.
Bagaimana selanjutnya? Tentu Gaiman mengubah kehidupannya hingga seratus
delapan puluh derajat. Begitu terbaliknya sama seperti dunia Londonnya yang
berubah. Dia menghilang atau lebih tepatnya tak kasat mata di London Atas.
“Rumahnya” berpindah ke London Bawah yang antah berantah, penuh keajaiban, dan
membingungkan Richard.
Petualangannya ini dimulai saat Richard
bertemu dengan Door – penghuni London Bawah yang sedang terluka dan dicari-cari
oleh dua “orang” pembunuh (sekaligus) penyiksa legendaris dari masa ke masa
yaitu Mr. Croup dan Mr. Vandemar. Richard mengabaikan Jessica (tunangannya) dan
memilih menolong Door. Petualangan mereka berlanjut ke London Bawah bersama
Marquis de Carabas (sang penipu ulung) dan Hunter (pengawal Door). Alurnya
bergerak maju dan ada misi yang berkaitan dengan malaikat dan anak kunci yang
harus diselesaikan.
Dari beberapa kali membaca karya Neil
Gaiman, bisa dikatakan bahwa tokoh-tokoh yang diusungnya tidaklah sempurna atau
Mr. Perfect. Ada bagian dari diri
mereka yang memiliki cela namun aku lebih suka menyebutnya keunikan. Misalnya
Nobody Owen di The Graveyard Book.
Anak itu punya nama yang aneh, tidak punya orangtua, dan diasuh oleh makhluk
penghuni kuburan. Nah, di buku ini Richard Mayhew tampak memiliki kehidupan
yang mapan, namun di sisi lain dia sebenarnya polos dan tidak terlalu tertarik
dengan kemewahan. Maksudnya dia menjalani hidupnya dengan sederhana. Richard
pun heran bagaimana dia bisa dicintai oleh Jessica yang menurutnya lebih
mempunyai tujuan hidup.
Selain Richard, tokoh yang juga memegang
peranan penting adalah Door. Penghuni London Bawah ini mempunyai keunikan dalam
membuka dan menciptakan pintu (kemanapun yang bisa dijangkaunya). Semua anggota
keluarganya telah dibunuh. Door berupaya melarikan diri dari duo maut yang
mengincarnya sekaligus mencari tahu siapa dalang di balik itu semua. Door
memiliki tekad yang kuat, dihormati di kalangan London Bawah, sekaligus
memiliki hati yang baik.
Ah, ya, satu lagi. Mr. Croup dan Mr.
Vandemar termasuk tokoh yang menarik dan sering muncul di buku ini. Ocehan dan
percakapan yang mereka lakukan sering bikin tertawa sendiri, semacam
sadis-sadis lucu. Menggelitik. Mereka tim yang kompak. Mr. Croup yang lihai
membujuk seperti musang namun tidak kalah sadis dengan Mr. Vandemar yang agak
sedikit “apa adanya” dan berbadan besar seperti serigala. Ada yang sudah nonton
Thor Ragnarok? Nah, “apa adanya” Mr.
Vandemar itu seperti Hulk di film itu. Hulk yang mengoceh dengan Thor saat di
tawan oleh Grand Master.
Untuk urusan ending, aku sedikit bisa menebaknya. Maksudku kehidupan London mana
yang Richard pilih/ambil. Tidak greget tapi aku suka. Agak filosofis juga, sih.
Namun ending dari petualangan mereka
(bagaimana Door membuka pintu sejauh yang dia bisa hingga menembus ruang dan
waktu dan mengirim Islington ke dalamnya) itu yang greget. Tidak menduga jika
cara itu yang Gaiman pilih. Masuk akal dan memang sesuai dengan Door yang
memiliki kemampuan ajaib tersebut.
Sebelum masuk ke cerita Neverwhere, di sekitar halaman awal
buku, ada peta mengenai jaringan bawah tanah London. Setiap poin/titiknya
dilengkapi dengan nama tempat tersebut beserta keterangan tanggal dibukanya.
London sepertinya memang terkenal dengan jaringan bawah tanah termasuk kereta
api. Nama-nama tempat tersebut yang sepertinya “mengganggu” benak Gaiman
sehingga tercipta kisah ini. Beberapa tempat tersebut disinggung di dalam buku
dan ya, menarik. Buku ini menambah pengetahuan kita tentang kota London dan
membacanya seolah kita menjelajah London, terutama bagian stasiun kereta bawah
tanahnya.
Pasti super happy jika bisa bertemu langsung dengan Neil Gaiman. Aku suka
dengan ramuan cerita atau dongeng yang diotak atik oleh Gaiman. Kalau melihat
ada buku Gaiman yang belum kupunya atau belum kubaca, pasti bawaan pengen
membelinya. Gak pake ragu. Mungkin kalau berkesempatan bertemu, aku jadi speechless. Entah apa yang mau
diucapkan. Haha. Mungkin harus buat list
pertanyaan dulu kali, ya. Setidaknya semoga bisa minta foto sama tanda
tangannya. #mainstreamlah :D
Oke, ringkasnya, silakan coba membaca
buku ini. Apalagi jika kamu penggemar fantasi dan suka membaca karya penulis
asal Inggris ini. Jalinan kisahnya unik dan out
of the box. Petualangan Richard di London Bawah bersama Door serta selingan
dari dua pembunuh bayaran itu bikin kisahnya tidak membosankan. Jika harus
menyebutkan kekurangannya, ada beberapa typo yang kutemukan. Ada yang
mengganggu dan ada juga yang terabai karena aku lebih fokus mengikuti cerita.
Ah, ya, cetakan ketiga ini punya kaver yang kece. Terimakasih kak Martin Dima
untuk desain dan ilustrasi sampulnya. Semoga bisa koleksi semua karyanya. Dan
tentunya, selamat membaca buku, teman. :D
Rating:
(4/5) really liked it
Submitted
to:
----------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------
Holla,
ternyata selama membaca Neverwhere
ada beberapa kutipan manis yang kusuka. Dan seperti biasanya, aku bagikan di
sini karena jumlahnya tidak lebih dari sepuluh, hehe. Tanpa berpanjang kata
lagi, silakan menikmati. :D
Kadang-kadang,
dia menyadari, tidak ada apapun yang bisa kaulakukan. (hal. 39)
Rasanya
dia tidak bisa mempercayai dirinya sendiri, dan itu membuat Richard takut lebih
dari ketakutan sederhana akan jatuh. (hal. 66)
“Tidak
ada yang lebih bodoh daripada orang tua bodoh.” (hal. 69)
Tapi
Richard mendapati dia semakin tidak peduli apa pendapat orang tentang dirinya.
Kecuali, mungkin, pendapat Door. (hal. 164)
“Tapi
nasihat dari orang bijak. Jangan sering-sering menggunakannya. Sedikit bisa
bertahan sangat lama.” (hal. 169)
“Kota-kota
sama dengan orang-orang Mr. Vandemar,” kata Mr. Croup, jijik, “kondisi saluran
pembuanganlah yang paling penting.” (hal. 307)
“Apakah
kau pernah memiliki segalanya yang kau inginkan? Kemudian menyadari itu sama
sekali bukan yang kauinginkan?” (hal. 434)
Aku udah lama punya buku ini tp sampe skrng masih blm beres dibaca.. baca review ini jd pengen mulai baca bukunya lg. Hehehe..0
ReplyDeleteHallo Thessa. Haha..silakan dibaca. Atau sudah ya? Sorry, telat respon komennya. :D
Delete