[Review] Unwind by Neal Shusterman – Asal muasal praktik pemisahan raga
“Jika lebih banyak orang yang
mendonorkan organ, Pemisahan Raga takkan pernah harus dilakukan.” – Sang
Laksamana
Judul
asli: Unwind
Judul
terjemahan: Pemisahan Raga
Seri: Unwind Dystology #1
Seri: Unwind Dystology #1
Pengarang:
Neal
Shusterman
Penerbit:
Gramedia Pustaka Utama
Terbit:
Agustus, 2013
Tebal
buku: 456 halaman
Format:
Paperback
Genre:
Dystopia, Young-Adult
ISBN:
978-979-22-9802-4
Buku
ini kubeli hampir setahun yang lalu. Warna oranye dan kombinasi hitam di
sampulnya tampak menarik. Setelah membaca sinopsis di belakang buku, aku menjadi
bergidik. Bau-baunya thriller sadis.
Namun akhirnya kuputuskan untuk membawa buku ini pulang.
Dan
aku memberanikan diri untuk membacanya meski sempat merasa sayang sekali untuk
melepas segel bukunya. Yap, aku selalu suka membeli buku yang segelnya rapi
atau paling tidak mendekati rapi dan sebisa mungkin tanpa ada warna kuning di
kertasnya. Dan buku Unwind yang kupunya ini, oh, perfect banget
segelnya. Namun, ya, apa artinya buku jika tidak dibaca, bukan?
Aku
pun selesai membaca Unwind di bulan Januari lalu. Namun entah mengapa butuh
waktu yang lebih lama dari biasanya untuk memulai menulis reviewnya. Sudah
dimulai sedikit, malah stuck dan
berhenti sejenak. Aku pun melanggar kebiasaanku untuk membaca buku lainnya
setelah selesai mengulas buku yang kubaca sebelumnya. Aku merasa begitu stuck sehingga butuh distraction – pengalihan. Untuk
mengalihkan sejenak pikiran dari kerumitan ini #halah, aku mulai membaca buku
yang lain. Mau tahu buku apa? Klik disini, ya.
Hal
pertama yang kucermati dalam Unwind adalah penataan isi cerita di dalamnya. Ada
beberapa chapter dan ada sub chapter dimana judulnya sesuai
dengan fokus cerita. Misalnya sub chapter-nya
berjudul Lev maka fokus ceritanya tentang Lev namun masih memakai sudut pandang
orang ketiga. Ini menjadi alternatif yang menarik menurutku selain mengganti POV.
Penulis tetap menggunakan sudut pandang orang ketiga namun fokus ceritanya
berbeda-beda.
Unwind
mengangkat tema dystopia yakni masa depan yang memiliki tatanan dunia baru yang
lebih modern namun ganjil, dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Dalam buku ini,
Pemisahan Raga dijadikan alternatif jalan damai untuk perang Heartland dimana
ada dua kelompok yang saling bertentangan. Kelompok pertama menyetujui tindakan
aborsi sementara kelompok lainnya mendukung kehidupan. Pemisahan raga ini
disahkan melalui undang-undang bernama RUU Kehidupan. Anak-anak yang tidak
berguna atau anak-anak gagal dan nakal memiliki kesempatan untuk ‘digugurkan’
atau dikenai status sebagai Unwind.
RUU Kehidupan
menyatakan bahwa kehidupan manusia tak boleh disentuh sejak masa pembuahan
hingga seorang anak mencapai usia tiga belas tahun.
Namun, antara rentang
usia tiga belas dan delapan belas, orangtua boleh memilih secara retroaktif
‘menggugurkan’ seorang anak…
…dengan syarat hidup
anak tersebut tidak ‘secara teknis’ berakhir.
(hal. 9)
Connor,
Risa dan Lev ditakdirkan untuk bertemu satu sama lain. Mereka bertiga adalah
Unwind yang akan menjalani pemisahan raga. Mereka menjadi Unwind karena alasan
yang berbeda. Connor memiliki masalah dengan manajemen emosi dan dianggap
sebagai ‘produk gagal’. Orangtuanya memutuskan untuk menyetujui pemisahan raga
terhadapnya. Sementara Risa adalah anak panti asuhan yang berada dalam tanggungan negara. Namun dia tidak menunjukkan bakat yang berarti yang mungkin berguna
untuk dunia. Panti asuhan tempatnya bernaung mengalami kesulitan finansial
sehingga Risa pun didaftarkan sebagai Unwind. Di sisi lain, Lev menjadi Unwind
persembahan karena dia lahir dalam keluarga yang menganut kepercayaan tertentu.
Keluarganya terhormat, kaya, dan Lev adalah anak yang cemerlang. Namun sejak
kelahirannya, dia memang telah ditetapkan sebagai persembahan dan hidup dalam
keyakinan tersebut.
Connor
dan Risa memang memutuskan untuk melarikan diri, sementara Lev tidak sengaja
ikut dengan mereka dan mendapat status sebagai Unwind desertir. Lika liku
pelarian yang tidak mudah. Mereka harus bertahan dari Polisi Juvey (polisi
khusus yang menangkap unwind desertir) dan ancaman lainnya paling tidak hingga
mereka mencapai usia 18 tahun. Dan disitulah keunikan buku ini. Awalnya kukira
mereka bertiga akan terus bersama-sama hingga akhir buku untuk memberontak,
namun ternyata tidak seperti itu. Lev terpisah dan memiliki jalan hidup
sendiri. Buku ini memiliki twist yang
cukup mengejutkan.
Memang
sekilas buku ini terkesan sadis terkait adanya undang-undang yang melegalkan
Pemisahan Raga tubuh anak manusia. Ya, anak-anak pula yang usianya antara 13-18
tahun. Raga mereka dipisah-pisah dan disebar sebagai donor untuk warga lainnya
yang membutuhkan transplantasi organ. Kisah ini mengangkat masa dimana segala
yang rusak bukannya diperbaiki tetapi diganti dengan yang baru. Meskipun
begitu, kesadisannya masih bisa ditoleransi dan tidak berlebihan mengingat pula
genre yang diusung adalah Young-Adult.
Selain itu, buku ini pun masih jilid pertama. Masih berupa latar belakang
mengapa ada kebijakan tentang Pemisahan Raga dan perjuangan awal dari
pemberontakan besar-besaran yang mungkin akan terjadi di jilid selanjutnya. Dan
aku ingin sekali bisa mengoleksi dan membaca Unwholly (kelanjutan dari seri
Unwind). Aku merasa tokoh dan alur ceritanya akan berkembang dan semakin seru
untuk dinikmati.
Yup,
membaca Unwind tidak memakan waktu yang lama. Buku ini bisa membuat kita
terpikat dan enggan untuk berhenti membaca barang sejenak. Menuliskan reviewnya
lah yang menurutku begitu memakan waktu. Bagaimana denganmu? By the way,
selamat membaca buku. :D
Rating: (4/5) really liked it
Submitted to:
----------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------
Yap,
akhirnya selesai juga kutulis review tentang Unwind karangan Neal Shusterman. Unwind
merupakan salah satu buku yang kusukai dan kisah di dalmnya juga menarik.
Seperti biasa, aku akan menuliskan quote yang kuanggap menarik yang kutemukan
di buku ini. Baiklah, tak perlu panjang lebar, silakan dinikmati quotes
berikut, hehe.
Mimpi-mimpi tolol. Bahkan mimpi yang indah
pun buruk, karena mengingatkanmu betapa menyedihkannya kenyataan yang ada.
(hal. 31)
“Tidak,” ujar Risa, “tapi kalau kita
menyiasati situasi ini dan tidak asal bertindak tanpa pikir panjang, kesempatan
kita bakal lebih besar.” (hal. 74)
“Sebenarnya,” kata Lev, “menipu ADALAH
mencuri.”
“Mungkin begitu,” kata Connor, “tapi ini
mencuri dengan penuh gaya.” (hal. 85)
Bertindak benar semestinya tidak membuatmu
malu. (hal. 116)
Risa senang berpikir bahwa dia diberi nama
oleh manusia bukannya computer. (hal. 164)
“Itu benar—tapi kau menolongku. Sekarang
giliranku melakukan hal yang sama untukmu. Dan aku akan membawamu ke Joplin.”
(hal. 194)
waah.. buku ini masih ada di timbunanku.. jadi kepingin segera baca gara2 baca review ini :)
ReplyDeleteAyo kak baca! Aku pun pengen baca kelanjutannya kak.
Delete