Quotes from "Niskala" by Daniel Mahendra
Satu lagi
buku yang berhasil kutamatkan di tahun ini. Buku ini berjudul Niskala, berasal
dari bahasa sanskerta yang berarti selamat; tak ada halangan. Seperti biasa,
selain menuliskan review tentang buku tersebut, aku pun mengutip beberapa
kalimat di dalamnya, yang kunilai menarik. Yea, here they are, some quotes from
Niskala.
gambar diambil dari sini |
Laksana
hidup yang tak mudah ditebak jalan ceritanya, demikian pula malam. (hal. 12)
Setiap
semua dan segala yang Tuhan ciptakan memang memiliki darma. Begitu juga
manusia. Lalu apa darmaku? Aku bertanya-tanya dalam hati. (hal. 50)
“Well…
barangkali aku terlalu berlebih-lebihan dalam memujinya. Tetapi, bukankah
begitu kelakuan orang yang sedang jatuh cinta?” (Galang - hal. 53)
Terkadang,
sikap percaya kerap melebihi apapun. Karena percaya, tanpa kita sadari, dapat
bermanifestasi pada tindakan. Apalagi kalau kita sadari. (hal. 59)
Aku memang
tidak percaya pada kebetulan. Yang aku percaya, semua dan segala yang terjadi
di seluruh semesta ini sudah ada grand design-nya. Sudah ada cetak birunya.
Tuhan telah meletakkan alas pikirnya. Semua tinggal menunggu manusia, berani
menyibaknya atau tidak. (hal. 61)
Sikap
percaya memang kerap kali mendatangkan banyak keajaiban. (hal. 61)
Tetapi aku
senang melakukannya. Siapalah yang tak senang menemani orang yang kita sukai,
bukan? (hal. 100)
Bukankah
kita tidak menunggu semua lampu lalu lintas menyala hijau baru kemudian pergi?
Kita memutuskan berangkat dari rumah, terlepas lampu lalu lintas menyala merah,
kuning, atau hijau di jalan. (hal. 119-120)
Bukankah
dalam hidup ada begitu banyak cara untuk membuat kita merasa tenang dan nyaman
dengan diri sendiri? Dan kurasa hal itu sifatnya sangatlah pribadi. (hal. 121)
“Manusia
itu, Bro, … nggak suka diatur-atur. Tapi pada konteks tertentu sangat senang
dengan keteraturan. Paradoks? Mungkin. …” (Faul - hal. 159-160)
“Taka da
cinta yang tak konyol. Setiap orang yang jatuh cinta, selalu terjerembab ke
dalam kekonyolan.” (Faul – hal. 162)
“Apa yang
membuatmu jatuh cinta kepada perempuanmu? Jika kamu sudah menemukan jawabannya,
nikahilah ia karena alasan-alasan itu. Bukan karena alasan-alasan di luar itu.
Dengan begitu kamu akan terbebas dari kekhawatiran-kekhawatiran yang kamu
ciptakan sendiri.” Romo Hardi – hal. 171)
Aku hanya
ingin mereka menjadi manusia-manusia yang bertanggungjwab dengan pilihannya.”
(Sofie - hal. 183)
“Maksudku
setiap individu punya jalan sendiri-sendiri untuk mencapai titik kesadaran.
Setiap orang gak sama dalam meniti jalan itu.” (Mas Hendra - hal. 189)
Ya, pergi
memang tidak menyelesaikan masalah. Tetapi, pergi terkadang mampu memulihkan
hati. (hal. 218)
Bukankah
setiap manusia yang dilahirkan ke dunia akan menyandang persoalan demi
persoalan yang baru usai ketika ia mati? (hal. 250)
“Hubungan
yang direstui semesta selalu menghadirkan banyak keajaiban.” (Galang - hal.
295)
Waktu
selalu berjalan ke depan. Tidak berhenti dan tidak menoleh ke belakang. (hal.
296)
Benarkah
kesusahan hidup orang lain jauh lebih menyakitkan ketimbang penderitaan
seseorang lainnya? (hal. 347)
“Kamu boleh
saja melakukan perjalanan. Sampai keliling dunia kalau perlu. Tetapi, mesti
jelas dan pulang kembali. Bukan bertualang gak tentu arah kayak layangan putus
begini.” (Juan – hal. 376)
“Petualang
sejati adalah ia yang bisa berkata cukup kepada diri sendiri dan menyadari
bahwa pulang adalah tempat paling indah yang menjadi tujuan hidupnya. Karena
perjalanan mengajarkannya begitu.” (Juan – hal. 378)
“Hidupmu
gak berakhir seperti ini, my friend. Justru hidupmu yang sebenarnya baru saja
dimulai.” (Juan – hal. 382)
Pulang
adalah kata paling indah yang dimiliki seorang petualang ketika ia telah tahu
jalan menuju pulang. (hal. 383)
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete