[Review] Rencana Besar by Tsugaeda – Menilik kasus perbankan dan tenaga kerja
“Anda tampak percaya diri sekali
dengan kegiatan Anda di Serikat Pekerja. Anda seperti punya rencana yang
besar.” – Makarim kepada Rifad
Judul: Rencana Besar
Pengarang: Tsugaeda
Penyunting:
Pratiwi Utami
Perancang
sampul: Upiet
Pemeriksa
aksara: Yusnida & Dewi Surani
Penata
aksara: Gabriel
Penerbit: Bentang
Terbit: Cetakan pertama - Agustus,
2013
Tebal buku: 378 halaman
Format: Paperback
ISBN: 978-602-7888-65-4
Novel
ini sudah lumayan lama berada di tumpukan buku-buku yang belum kubaca. Hingga
di awal bulan Agustus lalu aku memutuskan untuk mulai menikmatinya. Secara
fisik, Rencana Besar memiliki desain kaver yang cantik. Pilihan warna di
kavernya juga menarik. Jumlah halamannya tidak sampai lima ratus halaman atau
dengan kata lain tidak termasuk buku bantal. Secara konten, banyak yang
memberikan rating dan review yang positif tentang buku ini di situs Goodreads.
Apalagi novel ini merupakan karangan dari penulis lokal, asli Indonesia punya.
Hal-hal tersebut membuatku memutuskan untuk mengoleksi dan akhirnya selesai
juga membacanya.
Rencana
Besar karangan Tsugaeda bercerita melalui sudut pandang orang ketiga dimana
Makarim Ghanim—menjadi tokoh utamanya. Di novel ini, ia diminta oleh teman
lamanya Agung untuk menyelidiki lenyapnya uang 17 miliar rupiah dari pembukuan
Universal Bank of Indonesia (UBI). Agung sendiri adalah salah seorang Dewan
Direksi di bank tersebut. Hilangnya uang tersebut berkaitan dengan tiga pegawai
muda UBI yang masing-masing memiliki keahlian, jabatan serta prestasi kerja
yang tidak main-main. Mereka bertiga ditempatkan di UBI cabang Surabaya. Dan ke
sanalah Makarim menyelidiki dan berkenalan dengan mereka.
Mau
tahu bagaimana karakter umum dari ketiga pegawai UBI tersebut? Berikut
ringkasannya yang kuambil dari sinopsis di sampul belakang novel ini.
Rifad Akbar. Pemimpin Serikat
Pekerja yang sangat militan dalam memperjuangkan kesejahteraan rekan-rekannya.
Amanda Suseno. Pegawai
berprestasi yang mendapat kepercayaan berlebih dari pihak manajemen.
Reza Ramaditya. Pegawai cerdas
yang tiba-tiba mengalami demotivasi kerja tanpa alasan jelas.
Makarim
sendiri bukanlah seorang detektif. Ia pria paruh baya yang memiliki perusahan
dibidang Resource Management atau
manajemen sumberdaya. Ia dan perusahaannya telah mempunyai nama besar dan
dipercaya dalam memberi masukan atau nasihat kepada beragam perusahaan besar di
Indonesia berikut pula perusahaan milik pemerintah. Menariknya, kasus yang
ditawarkan oleh Agung ini agak sedikit berbeda dari bidang yang selama 20 tahun
ini ia geluti. Lantas apakah Makarim mampu memecahkan kasus pembukuan UBI?
Bagaimana cara yang dia gunakan untuk mengorek informasi dan membuat kesimpulan
siapa diantara tiga nama tersebut yang bertanggungjawab? Ke arah manakah
akhirnya kasus ini bergulir?
Ini
kali pertama aku membaca karya Tsugaeda. Di halaman belakang, tentang penulis,
disebutkan jika ia pecinta drama kriminal dan thriller psikologis. Rencana Besar adalah fiksi pertamanya dan
dapat digolongkan ke dalam genre tersebut. Aku sangat menikmati membaca novel
ini dan ketika situasinya bertambah intens, aku larut di dalam kisahnya.
Beberapa kali aku ikutan menebak-nebak. Bukan hanya siapa dalang pelenyapan
uang tersebut, melainkan juga motif di belakangnya. Kasusnya berkembang menjadi
hal yang serius menyangkut dunia perbankan, tenaga kerja, birokrasi, dan
perdagangan illegal.
Novel
ini keren. Selain karena hal-hal diatas, ada banyak hal baru yang kupelajari
dari novel ini, terutama tentang bagaimana dunia perbankan bekerja dan
bagaimana manajemen sumber daya memiliki bagian yang vital dalam sebuah
perusahaan. Selain itu, alurnya juga bergerak wajar, tidak lambat dan tidak
pula terlalu cepat. Tidak ada kisah percintaan yang tidak perlu dan tidak ada
tokoh-tokoh yang tidak jelas yang tiba-tiba melengkapi kisah di novel ini.
Intinya
aku terkesan dengan novel ini, meski telat sekali baru bisa baca sekarang.
Padahal terbitnya pertama kali di Agustus 2013. Bagi kamu yang belum baca,
silakan dicoba. Apalagi kalau kamu juga termasuk pecinta novel kriminal dan thriller. Sangat berharap untuk membaca
novel Tsugaeda lainnya (yang berjudul Sudut Mati). Agaknya aku juga penasaran, sih, mengapa pengarang memakai nama
Tsugaeda. Ya, mungkin nanti kalau tidak lagi malas (hahaha) aku akan mencari
tahu cerita dibaliknya melalui Google. Dan, ya, beliau bukan penulis dari luar
negeri. Rencana Besar bukanlah novel terjemahan.
Baiklah,
aku akan tutup reviewnya sampai di sini. Ingin sekali mengutip kalimat-kalimat
oke dari novel ini, tapi ternyata hanya beberapa yang berhasil kutandai. Haha,
mungkin saat itu aku sedang malas mengambil banyak post-note untuk menandai yang lainnya. Beberapa kalimat yang
kutandai itu hanya menyangkut sepersekian kecil bagian cerita di novel ini. Mau
tahu? Aku sudah letakkan satu di bagian atas review ini. Dan satunya lagi,
kutuliskan di akhir review ini, ya. Anyway,
selamat membaca buku buat teman-teman pembaca semua.
“Golf bukan permainan massa. Ini
permainan untuk pemimpinnya.”
“Golf mengajarkan soal persiapan.
Soal kesabaran, kecermatan, dan pengendalian. Jika olahraga lainnya, berbicara
tentang mengalahkan musuh.” – (hlm. 92)
Rating: (4/5) really liked it
Wah, aku baru dengar ada novel atau penulis indonesia sebagus ini. tapi sayang marketing bukunya kurang ngena, jadi terkesan nggak bisa bertahan di pasar. padahal indonesia butuh novel-novel berkelas kayak gini.
ReplyDeleteSalam kenal, Kreta Amura
Hallo Fateh. Bisa jadi ada banyak buku/novel dari penulis indonesia yg bagus2. Cuma gak/belum ketahuan aja. Salam kenal kembali. :D
Delete