[Review] Travel in Love by Diego Christian – Perjalanan untuk Menyembuhkan Luka

“Paras tahu bahwa rindu yang diredam lama-lama akan meremukkan hati.”

gambar diambil dari sini

Judul: Travel in Love
Pengarang: Diego Christian
Penerbit: Noura Books
Tahun terbit: April, 2013
Tebal buku: 324 halaman
ISBN: 978-602-7816-42-8

Ini berawal dari suatu hari, Rani, adikku pulang ke rumah sambil membawa sesuatu di dalam kantong plastik. Dan sepertinya radarku memang cukup kuat, haha, aku bisa menebak jika yang dibawanya adalah sebuah buku. Nah, yang jadi hal, setahuku Rani jarang sekali mau membeli yang namanya buku. Jadi aku ke kamarnya dan menanyakan hal tersebut. Ternyata memang benar, dia membeli, bukan satu melainkan dua buah buku. Satu buku fiksi dan satunya non fiksi.

Pandanganku langsung tertarik ke yang fiksi. Pertama karena illustrasi atau desain sampulnya yang cukup menarik. Komposisinya warrna-warna cerah sehingga terkesan segar. Pun berikutnya, setelah aku periksa, halaman novel ini juga menggunakan kertas dan menggunakan font serta spasi yang baik. Packaging dari novel ini pun semakin "sesuatu" saat kulihat pembatas buku bawaan dari novel ini. Pembatasnya keren. Tidak 100% kertas. Maksudku dibagian belakangnya dilapisi semacam karet gitu.

Aku pun semakin tertarik ketika melihat nama pengarangnya. Novel setebal 324 halaman yang berjudul Travel in Love ini ternyata karangan penulis Indonesia. Namanya Diego Christian. Aku memang cukup jarang membaca buku lokal dan aku ingin sekali membaca karangan anak bangsa. Makanya aku jadi semakin tertarik dengan novel ini dan langsung meminjamnya dari Rani.

Novel ini bercerita tentang seorang mahasiswi bernama Paras yang ingin melakukan perjalanan dari Jakarta hingga Lombok, a la Backpacker dalam waktu 30 hari. Paras akan pergi bersama Jatayu, sahabatnya. Mereka melakukan perjalanan ini dengan tujuan ingin "move on" dari masa lalu mereka. Kukira ada kisah apa di masa lalu mereka, rupanya karena ingin melupakan pasangan mereka masing-masing, hehe.

Jatayu ditinggal pergi oleh Kelana. Mereka berdua dulu adalah pasangan yang kompak dan sama-sama anak Mapala di kampusnya. Kelana menghirup terlalu banyak asap belerang saat mendaki Semeru. Ini menimbulkan luka yang besar di hati Jatayu. Dia berharap perjalanan bersama Paras ini mampu mengobati luka dan kesedihan di hatinya tersebut.

Demikian halnya dengan Paras. Kelana yang memiliki saudara kembar bernama Kanta yang telah menggalaukan hati Paras. Kanta telah memberikan harapan kepada Paras dimana ketika Paras telah jatuh hati, Kanta malah menjaga jarak dan menarik diri. Untuk itulah Paras memutuskan untuk menyegarkan kembali pikiran dan hatinya dengan melakukan perjalanan ini.

Awalnya kupikir ini akan jadi cerita yang menarik. Ada banyak poin yang kukira bisa dikembangkan. Pun awalnya kupikir akan ada sesuatu atau rahasia yang menarik antara Kanta dan Kelana. Namun setelah membaca hingga akhir, aku malah merasa jenuh dengan cerita ini. Ceritanya terlalu monoton dan masih kurang halus dalam menata alurnya. Ada beberapa perkataan dan adegan yang berulang-ulang. Ditambah twist yang nyaris mendekati zero. Selain itu, aku juga menemukan beberapa kali logika yang patah dan kabur. Buku ini terkesan datar dan aku tidak bisa larut dalam ceritanya.

Memang, teenlit bukan genre yang kusukai. Dan mungkin aku terlalu banyak berharap ketika membaca buku ini. Poin bahwa buku ini ditulis oleh penulis Indonesia dan mempunyai packaging serta ide cerita seputar travelling cukup membangkitkan semangatku di awal. Namun poin ini tidak terlalu banyak membantu bahkan seperti menguap begitu saja. Hmm, adakah rekomendasi judul teenlit yang menarik untuk dibaca? Aku ingin mengubah persepsiku  dan aku masih berharap jika suatu hari akan membaca teenlit yang bisa membuatku terpesona.

Walaupun begitu, aku tetap mengapresiasi novel ini. Diego Christian, sang penulis pasti telah menghabiskan cukup banyak waktu, tenaga, serta pikirannya. Sedikit banyak, dia telah membahas seputar travelling dan istilah-istilah yang berkaitan dengan hal tersebut di novel Travel in Love ini. Dan aku tentu menunggu karyanya yang lain yang lebih baik dari ini. Begitu pula dengan karya-karya anak bangsa lainnya. Mudah-mudahan aku juga bisa ikut menghasilkan karya seperti mereka. Maju terus buat penulis-penulis Indonesia.

Rating: (2/5) it was ok

Comments

Popular posts from this blog

7 Alasan Memilih dan Membeli Buku Bacaan

[Review] The Silmarillion by J.R.R Tolkien – Sebuah riwayat yang panjang

[Review] Cewek Paling Badung di Sekolah by Enid Blyton – Asal mula Elizabeth dikirim ke Whyteleafe