[Review] The Manny by Holly Peterson – Berkenalan dengan pengasuh laki-laki
“Baik sekali kau bilang aku pintar,
Christina, tapi orang pintar tidak lantas mengetahui semuanya.” – Jamie
Whitfield
Judul:
The Manny
Pengarang:
Holly
Peterson
Penerbit:
Gramedia Pustaka Utama
Terbit:
Juni, 2011
Tebal
buku: 576 halaman
Format:
Paperback
Genre:
Romance
ISBN:
978-979-22-7171-3
Entah
mengapa sejak awal februari (atau malah awal tahun, ya) aku mendadak suka melihat
warna kuning. Rasanya begitu segar, mencolok, dan ceria. Mungkin karena itu aku
mengambil Sekali Lagi si Paling Badung
sebagai bacaan di bulan Januari lalu. Dan di bulan Februari, aku memutuskan
membaca The Manny meskipun setelah mengintip Goodreads ada banyak review
negatif tentangnya, haha.
The
Manny sendiri termasuk salah satu buku yang kubawa pulang dari tumpukan buku
diskon di pelataran Gramedia. Buku ini tersebar di beberapa tumpukan dan saat
itu masih ada banyak. Aku jadi greget sendiri melihatnya ada dimana-mana. Jadi,
kayak buku ini seolah-olah bilang: ambil aku, ambil aku. Haha, jadi merasa kena
teror. Namun, selain itu, judulnya juga menarik perhatianku. Aku sempat
bingung, apa, ya, maksud dari judulnya? Dan blurb
di belakang buku cukup menjelaskan arti kata tersebut. Warna kuning kombinasi
putih pada sampul buku ini juga tampak manis. Belum lagi buku ini lumayan tebal,
berasa tidak rugi membelinya, #halah.
The
Manny bercerita tentang Jamie Whitfield, ibu sekaligus produser berita dengan 3
orang anak. Suaminya bernama Phillip Whitfield adalah pengacara dan sering
digambarkan sebagai anak manja jika
berada di rumah. Mereka kaya dan tinggal di lingkungan elit New York. Kesibukan
dengan karir akhirnya membuat mereka mengalami kesulitan mengurus anak
tertuanya, Dylan yang terutama membutuhkan figure seorang ayah.
Jamie
pun memiliki ide untuk menyewa seorang Manny (pengasuh laki-laki) bernama Peter
Bailey untuk Dylan. And, yea, ini
romance dan begitulah kisahnya berakhir. Ada apa dengan Peter dan Jamie
kemudian? Silakan cek langsung buku ini, oke? Atau…bisalah itu ditebak, hehe.
Yap,
sepertinya aku setuju dengan beberapa rating di Goodreads untuk buku ini. Memang
harus cukup sabar membaca The Manny. Pada bagian awal hingga ada beberapa
bagian lainnya terasa sulit untuk diikuti. Maksudnya, cara bercerita Holy
Peterson seperti melompat-lompat. Kata-kata yang digunakan juga membingungkan. Banyak
pengandaian yang butuh penyesuaian untuk dipahami. Ada banyak tokoh di dalamnya
dan jika cukup sabar baru mulai bisa mengikuti alur yang dimiliki oleh buku
ini.
Belum
lagi dengan ide cerita yang umm terlalu
fiksi, membuat aku merasa meh.
Seorang pekerja part time mempunyai
gaji hingga 100.000 dollar sebulan dan tetap tidak bisa membagi waktunya untuk
anak-anak. Ditambah lagi, disepanjang buku ini, Jamie hanya mengurusi satu
berita yang seolah-olah sudah membuatnya sibuk luar biasa, hemm. Lalu cerita tentang suaminya yang digambarkan hampir 90%
jelek. Benar-benar deskripsi yang menggiring pembaca untuk tidak menyukai
Phillip.
Pernah
kubaca, entah disitus apa gitu, jika ide cerita romance kebanyakan bertipe (kalau
tidak salah): Cinderella, Romeo dan Juliet, atau Beauty and the Beast. Kisah
Jamie dan Peter sepertinya menggunakan konsep Cinderella. Alih-alih Upik Abu,
Jamie seolah begitu kesulitan dan terbebani mengurus ketiga orang anaknya,
mengurus suaminya yang manja, dan urusan rumah tangga lainnya termasuk karir
sebagai seorang produser berita. Kemudian dia bertemu Prince Charming (ada proses seleksinya juga, sih) dan pangeran Peter inilah yang membantunya.
Hanya saja Cinderella di sini bukan tokoh favorit pembaca (setidaknya aku).
Cinderella-nya suka mengeluh. Tidak suka hidup a la sosialita namun mencoba menjadi seperti mereka juga pada
akhirnya.
Overall, sebenarnya ide kisahnya menarik.
Mungkin memang eksekusinya yang kurang bagus. Aku memang tidak berharap banyak
dengan buku ini sejak awal membacanya. Namun bagi kalian yang menginginkan
bacaan yang lebih baik, silakan letakkan buku ini diantrian terakhir daripada
waktu kalian terbuang, haha.
Meski
demikian, ada beberapa quote yang terkumpul dari buku ini. Terlepas dari
keseluruhan isi buku yang seperti itu, mungkin quotes ini bisa jadi penghiburan
bagi yang sudah membaca The Manny dan setuju jika buku ini masih perlu
perbaikan. Dan jumlahnya pun kurang dari sepuluh. Seperti biasa kutampilkan
bersama review-nya sekaligus sebagai penutup postingan ini. Selamat
menikmati. Selamat membaca buku. :D
Rating: (1/5) did not like it
Submitted to:
----------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------
“Bagaimana kau berharap bisa tiba di
tempat yang kautuju jika kau terus-menerus memperhatikan orang-orang di
sepanjang jalan? Jangan fokus pada apa yang keliru kautafsirkan sebagai
kekuranganmu.” (hal. 64)
Untuk segala kemajuan yang dicapai
para wanita, begitu banyak dari kami yang merindukan figure suami yang bisa
mengambil kendali dalam situasi mengerikan, yang kuat saat menghadapi
kesengsaraan, dan menjadi batu karang sebagai tempat bersandar. (hal. 257)
“Baik sekali kau bilang aku pintar,
Christina, tapi orang pintar tidak lantas mengetahui semuanya.” (hal. 261)
Lakukanlah persis seperti apa yang
kaubutuhkan dalam hidup untuk membuatmu bahagia. Jangan pernah mengira ini
semua mudah bagi kita semua. Bersikaplah bijak pada dirimu sendiri dan apapun
yang kauinginkan dalam hidup ini.” (hal. 532)
Comments
Post a Comment