[Review] The DestinASEAN by Ariev Rahman dkk – Menikmati pengalaman traveling di sepuluh negara ASEAN secara personal
Traveling is a mysterious way. Traveling itu penuh kejutan. – Adis Takdos
Judul:
The
DestinASEAN
Pengarang:
Ariev
Rahman dkk
Penyunting: Ade Kumalasari
Perancang sampul: Yellow-P
Pemeriksa
aksara: Fitriana, Titish A.K., & Septi Ws.
Penata
aksara: Adfina Fahd
Penerbit:
B first (PT Bentang Pustaka)
Terbit:
Cetakan pertama - Juli, 2013
Tebal
buku: 246 halaman
Format:
Paperback
ISBN:
978-602-8864-79-4
Jika teman-teman ada yang begitu
memperhatikan Bukulova #hehe mungkin akan ngeh
kalau di sini kebanyakan review buku
fiksi. Sementara buku nonfiksi yang pernah direview baru ada satu (iya, satu). Itupun sebenarnya merupakan review tugas sewaktu SMA dulu yang
kusalin ulang. Sudah, tidak perlu dihitung berapa tahun lalu. Haha,
entahlah. Mungkin karena buku-buku fiksi lebih menggoda menurutku dan agak
sulit menemukan buku nonfiksi yang cocok dengan seleraku.
Buku The DestinASEAN ini adalah salah
satu hadiah dari Giveaway (GA) yang kuikuti di blog Resensi Buku Blog. Dari judulnya bisa ditebak jika buku ini berbau travelling. Ada banyak kisah yang
diceritakan ketika para penulisnya menjelajah di 10 negara ASEAN. Yup, buku ini
ditulis keroyokan dan merupakan salah satu nonfiksi. Hooray…akhirnya review nonfiksiku
bertambah jadi dua. #haha
Secara ringkas, ada 11 penulis yang
mengisahkan pengalaman mereka mengunjungi negara-negara ASEAN tersebut
(termasuk Indonesia). Kisah mereka dikelompokkan menjadi empat tema/topik utama
yang kemudian menjadi judul dari setiap bab di dalam buku ini. Adapun
judul-judul bab tersebut antara lain:
People-Culture (Mengenal Manusia,
Menyelami Budaya),
City (Menghirup Atmosfer Kota),
History (Menguak Sejarah, Belajar dari
Kekalahan),
Nature (Menyapa Alam).
Kisah pertama ditulis oleh kak Puty yang
bercerita tentang pengalamannya ke Singapore. Bukan kali pertama ia ke sana.
Saat itu ia bermaksud menonton konser salah satu band luar negeri yang akan manggung. Misi tambahannya, PDKT kali,
ya, karena kecengan kak Puty juga berencana
mau nonton juga, hehe. Dalam perjalanannya yang kesekian kali ke Singapore itu
ia seperti menemukan sesuatu yang berbeda dari negara tersebut, tidak seperti
Singapore biasanya. Mungkin kalimat terakhir, penutup kisahnya tersebut dapat
menjadi kesimpulan dari apa yang kak Puty rasakan saat itu.
Sementara kisah yang paling berkesan
untukku ada beberapa. Pertama aku suka cerita yang ditulis oleh kak
Roy Saputra yang berjudul Menemukan Rumah di Makati. Itu cerita perjalanannya ke Filippina. Lalu cerita Adis Takdos baik saat dia berkunjung ke Angkor Wat maupun ke Sumatera. Dan cerita dari Ariev Rahman tentang kedatangannya ke Vietnam juga berkesan untukku. Bukan lantas aku ingat
setiap detil dari perjalanan mereka, namun lebih karena gaya
ceritanya yang asik dan bikin ngakak.
Kata-kata yang dipilih meluncur bebas dan kocak. Kalau tidak, kisahnya mengandung pesan moral yang oke dan dikemas secara ringan. Duh, malah jadi susah
mengungkapkannya. Silakan baca langsung, ya. :D
Sebenarnya ada banyak lagi kisah lainnya
yang menarik dan ingin kuceritakan di sini. Tapi takutnya spoiler atau review ini
jadi malah penuh dengan ringkasan kisah perjalanan mereka. Satu hal yang belum
kulupa adalah sensasi pertama membaca buku ini. Saat baru membaca dua halaman The
DestinASEAN waktu itu, aku harus menghentikannya karena ada hal lain yang harus
dikerjakan. Dan aku berhenti dengan tidak rela karena ceritanya sudah membuatku
ketagihan.
Seperti yang kubilang sebelumnya, Indonesia
juga masuk menjadi negara yang diceritakan dalam buku ini. Tepatnya di daerah
Maluku. Pemandangan bawah laut Morotai dan kehidupan penduduk desa Jailolo yang
menjadi topiknya. Penulisnya sendiri adalah kak Marischka Prudence yang hobi diving. Oh, ya, di sekitar halaman terakhir
buku, ada identitas para penulisnya. Masing-masing dari mereka mempunya situs
atau blog sehingga bisa dikepoin jika
mau membaca kisah mereka lainnya.
The DestinASEAN juga dilengkapi dengan
beberapa gambar/foto yang disisipkan di sela-sela cerita. Dan sepertinya hanya
kak Puty yang menyisipkan hasil sketsanya alih-alih foto untuk melengkapi
cerita. Sayangnya foto dan sketsa di buku ini dicetak dalam warna hitam putih.
Seandainya saja berwarna pasti bisa lebih seru menikmati kota atau objek apapun
yang ditampilkan. Visualisasi untuk cerita traveling
mereka pun akan terasa lebih seru.
Secara keseluruhan aku menyukai buku
ini. Cerita perjalanan di dalamnya tidak melulu tentang budget atau mengatur
berkunjung ke sini lebih oke daripada ke sini. Isi buku ini tidak kaku dan lebih
bersifat personal sehingga terasa seperti cerita dari teman sendiri yang baru
pulang dari suatu perjalanan. Tema-tema cerita yang diangkat juga menarik.
Belum lagi cara masing-masing penulisnya bercerita. Ada yang membuat tertawa sendiri
ketika membacanya dan ada juga yang ikut menjadi sedih karena terlalu perih mengetahui
fakta sejarah yang dikuak. Dan agak berpikir extra ketika membaca salah satu tulisan yang full dalam bahasa Inggris, haha. Intinya The DestinASEAN dapat
menjadi salah satu alternatif untuk menikmati cerita bertema travelling sekaligus menambah
pengetahuan khususnya di negara-negara ASEAN. Apalagi jika memang ingin
berpergian ke negara tersebt dalam waktu dekat misalnya. Bikin pengen liburan
dan jalan-jalan, deh.
Rating: (3/5) liked it
Comments
Post a Comment